Roberto Akyuwen, mengatakan bahwa digitalisasi untuk BPR dan BPRS merupakan suatu masalah hidup dan mati.
Baca Juga: Tetap Lantik Sekdes Terpilih, Pemerintah Desa Tanjungrejo Tak Terpengaruh SK Bupati Kudus
Sebagaimana Roberto dikenal sebagai pendukung digitalisasi BPR dan BPRS, beliau menekankan bahwa kolaborasi ASEAN – ROK FCC dengan BPR dan BPRS untuk memenuhi tuntutan agenda seperti inklusi keuangan, pengangguran dan lainnya yang menjadi perhatian ASEAN-ROK FCC seperti yang disebutkan dalam sesi diskusi terpisah dengan ASEAN-ROK FCC dan KOICA.
Roberto juga menawarkan kerjasama untuk melanjutkan pembangunan kapasitas infrastruktur IT sebagai bagian dari program dalam jangka panjang.
Dalam kesempatan yang sama, pada kegiatan workshop ini, Lee Myoung Jun, pendiri dan CEO PT Mitra Jasa Lima, menjelaskan dan memperkenalkan OpenBank+ [dibaca: OpenBank Plus] atau lebih dikenal dengan sebutan OBP, sebagai solusi yang terjangkau untuk tantangan dan masalah yang dihadapi BPR dan BPRS, dimana sampai dengan saat ini terdapat 81 BPR dan BPRS yang telah bergabung dengan OBP.
Baca Juga: Wujudkan Desa Antikorupsi, Pemkab Jepara Terapkan Transaksi Nontunai Seluruh Keuangan Desa
Yovvi Sukandar selaku Moderator dari OJK mengatakan, kalaupun ada solusi BPR dan BPRS bisa bergabung tanpa investasi IT dengan OBP dan dapat langsung menggunakan layanan digital tersebut serta mendapatkan nilai tambah untuk BPR dan BPRS itu sendiri.**