Dia mencontohkan, Pertashop di Desa Prambatan Lor sesuai informasi dari pemiliknya memang sempat tutup beberapa hari karena ada perbaikan jembatan dan gorong-gorong.
Dikatakan, Pertashop memiliki pangsa pasar yang tidak terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) selama ini.
Case by case atau kasus per kasus operasional Perhashop berbeda-beda.
Ada yang menyesuaikan jam operasional dengan waktu-waktu ramai konsumen, karena sedang renovasi, perbaikan jembatan dan gorong-gorong atau sebab lainnya.
Ia mengakui, sejak program awal Pertashop hanya menjual BBM nonsubsidi, yaitu Pertamax dan Dexlite.
Karena BBM subsidi dan penugasan terdapat kuota berdasarkan ketersediaan anggaran di APBN yang ditetapkan oleh BPH Migas per SPBU.
Brasto menyatakan, harga Pertamax disesuaikan dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter pada 3 Januari 2023.
“Dengan begitu harga Pertamax yang dijual di Pertashop menjadi lebih kompetitif, tidak terpaut jauh dengan harga Pertalite di SPBU sehingga bisa menjadi pilihan konsumen,” tegasnya.
Baca Juga: Ungguli London dan Paris, Bali Urutan 2 Destinasi Wisata Terpopuler Dunia 2023 TripAdvisor Award
Untuk mendukung program pemerataan energi yang dijalankan pemerintah, Pertamina terus mendorong perluasan jangkauan Pertashop sebagai akses energi berkualitas, utamanya di kawasan pedesaan atau pelosok yang belum terjangkau SPBU.
Pertashop sendiri merupakan satu- satunya outlet penyalur resmi dari Pertamina untuk produk bahan bakar minyak (BBM), LPG, pelumas, dan lainnya dengan skala lebih kecil dan sederhana dari SPBU.
Sejak Maret 2020 hingga sekarang sudah terbangun 1.303 titik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). **