Mizuma Gallery Menggelar Capturing Silence, Pameran Tunggal Albert Yonathan Setyawan di JNM

photo author
- Rabu, 4 Oktober 2023 | 22:09 WIB
Karya Albert Yonathan Setyawan, Cosmic Labyrinth: A Silent Pathway, 2012-2013, terracotta, 1000 × 1000 × 30 cm (1628 pcs). (Foto: Dok. Mizuma)
Karya Albert Yonathan Setyawan, Cosmic Labyrinth: A Silent Pathway, 2012-2013, terracotta, 1000 × 1000 × 30 cm (1628 pcs). (Foto: Dok. Mizuma)

SENANGSENANG.ID - Mizuma Gallery menggelar Capturing Silence, sebuah pameran tunggal dari seniman Albert Yonathan Setyawan di Jogja National Museum (JNM) Yogyakarta.

Capturing Silence adalah pameran survei karya-karya Albert Yonathan Setyawan yang dipilih dan dikurasi oleh senimannya sendiri.

Pameran yang digelar dari 6 Oktober hingga 5 November 2023 ini akan menampilkan karya-karya Setyawan dari tahun 2008 hingga yang terbaru.

Baca Juga: Tiga Diler Resmi Baru Mitsubishi Motors di Jabodetabek Mulai Dioperasikan Guna Dukung Kepuasan Pelanggan

Dalam rilis yang diterima Senangsenang.id, Rabu 4 Oktober 2023 disebut, Setyawan memulai praktiknya di Bandung pada tahun 2007 setelah lulus dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung.

Dia pindah ke Jepang pada tahun 2012 untuk melanjutkan studinya dalam praktik keramik kontemporer, dan hingga sekarang berbasis di Tokyo.

"Meski keramik telah menjadi media utamanya dalam berkarya, dia tidak segan-segan menggunakan dan bereksperimen dengan media lain seperti gambar, video, dan seni performans," demikian dalam rilisnya.

Baca Juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Menghilang, Imigrasi Pastikan Belum Ada Perintah Cekal

Adapun tujuan dari pameran ini bagi Setyawan adalah untuk mencoba meninjau dan mengkontekstualisasikan kembali praktiknya dari sudut pandang fenomenologi dan kajian imajinasi material.

Dalam pandangannya, memahami materialitas tanah liat merupakan aspek penting untuk memahami keseluruhan ruang lingkup praktiknya.

Setyawan secara puitis melihat sifat repetitif karyanya sebagai aksi “menangkap keheningan”.

Albert Yonathan Setyawan, Helios, 2017, ceramic, dimensions variable. Collection of Tumurun Museum, Solo, Indonesia.
Albert Yonathan Setyawan, Helios, 2017, ceramic, dimensions variable. Collection of Tumurun Museum, Solo, Indonesia. (Foto: Dok.Mizuma)


Dia menggunakan kata “keheningan” untuk menyampaikan gagasan bahwa materi apa pun memiliki kecenderungan untuk menarik kita ke dalam interioritasnya.

“Keheningan” dalam analisisnya adalah interioritas materi ini. Bagi Setyawan, tanah liat/keramik mengingatkannya pada gagasan tentang “tubuh”.

Kata “tubuh” tidak hanya dipahami sebagai tubuh jasmani manusia tetapi sebagai perwujudan formal dari benda abstrak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X