Mizuma Gallery Menggelar Capturing Silence, Pameran Tunggal Albert Yonathan Setyawan di JNM

photo author
- Rabu, 4 Oktober 2023 | 22:09 WIB
Karya Albert Yonathan Setyawan, Cosmic Labyrinth: A Silent Pathway, 2012-2013, terracotta, 1000 × 1000 × 30 cm (1628 pcs). (Foto: Dok. Mizuma)
Karya Albert Yonathan Setyawan, Cosmic Labyrinth: A Silent Pathway, 2012-2013, terracotta, 1000 × 1000 × 30 cm (1628 pcs). (Foto: Dok. Mizuma)

Dan Nurdian Ichsan, seniman, kurator dan pengajar yang berbasis di Bandung Indonesia.

Kontribusi tertulis mereka untuk pembacaan dan analisis pameran dan praktik seniman secara keseluruhan akan dicetak dalam katalog pameran yang akan diterbitkan pada minggu terakhir pameran.

Untuk dapat menikmati karya-karya Albert Yonathan Setyawan, pengunjung dapat membeli tiketnya langsung di lokasi setiap hari selama jam operasional pukul 10.00 hingga 21.00 WIB dengan harga Rp50.000 per orang.

Baca Juga: Dua Batik Tulis Lasem Ikut Dipajang di Museum Batik Indonesia yang Diresmikan Mendikbudristek Nadiem Makarim

Profil Seniman

Albert Yonathan Setyawan yang lahir di Bandung 1983 lulus dari Institut Teknologi Bandung dengan gelar Magister Seni Rupa (Seni Keramik) pada tahun 2012.

Setelah itu, dia berpindah ke Kyoto, Jepang, untuk melanjutkan penelitian dan pendidikan seni keramik kontemporer di Kyoto Seika University, dia menerima gelar doktor (S3) pada tahun 2020.

Setyawan telah berpartisipasi dalam beberapa pameran besar seperti 55th Venice Biennale (2013).

Albert Yonathan Setyawan.
Albert Yonathan Setyawan. (Foto: Dokumentasi)

SUNSHOWER: Contemporary Art from Southeast Asia 1980s to Now di Mori Art Museum, Tokyo, Jepang (2017).

Contemporary Worlds: Indonesia di National Gallery of Australia, Canberra, Australia (2019).

Karya-karyanya menjadi koleksi Mori Art Museum, Tokyo Jepang; National Gallery of Australia, Canberra Australia; Tumurun Private Museum Solo, Indonesia; POLA Museum Annex, Tokyo Jepang.

Baca Juga: KCJB Jadi Transportasi Krusial Piala Dunia U-17, Erick Thohir Sebut Bisa Percepat Mobilitas dan Hemat Waktu

OHD Museum Magelang; Museum of Modern Ceramic Art Gifu Jepang; Singapore Art Museum, Singapura; dan Shigaraki Ceramic Cultural Park Shiga Jepang.

Setyawan membangun praktik artistiknya terutama di bidang seni keramik kontemporer, namun pada saat yang sama ia juga menerjemahkan ide-ide konseptualnya ke dalam berbagai media seperti gambar, instalasi multimedia, seni performans, dan dokumentasi video.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X