Penyesalan Agus Mulyadi, Wong Magelang Penulis Buku Asli Film 'Seni Memahami Kekasih' yang Lagi Tayang di Bioskop

photo author
- Senin, 30 September 2024 | 11:36 WIB
Agus Mulyadi menunjukkan poster film Seni Memahami Kekasih yang sedang tayang di bioskop. (Istimewa/ beritamagelang)
Agus Mulyadi menunjukkan poster film Seni Memahami Kekasih yang sedang tayang di bioskop. (Istimewa/ beritamagelang)

Agus seolah mendapat durian runtuh karena Fajar menawarkan agar buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih dapat difilmkan.

Baca Juga: Buku 'Nyi Beruk Naik Gerobak ke Dawangsari' Diluncurkan, Hidupkan Cerita Lisan Muasal Nama Padukuhan di Sleman

IDN Pictures hendak membuat film bergenre komedi romantis.

"Dia (Fajar) bilang, 'ini cocok nggak kalau bukumu dibikin film'. Saya jawab, 'ya ketoke cocok-cocok wae' gitu," ungkap Agus, beberapa waktu lalu.

Namun, saat itu dia menegaskan bahwa buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih bukanlah sebuah novel.

Melainkan kumpulan tulisan dari berbagai perjalanan cintanya bersama Kalis.

Baca Juga: Indonesia dan Negara OKI Walkout dari Sidang PBB, Protes PM Israel Pidato

Fajar pun tidak keberatan soal itu. Mereka pun sepakat untuk mengadopsi buku itu menjadi film.

Kemudian, dipilihlah sutradara bernama Jeihan Angga dan penulis Bagus Bramanti untuk mengembangkan cerita agar dapat dihubungkan satu per satu.
Dari beberapa diskusi, kata dia, akhirnya menemukan titik temu dan kecocokan di antara mereka.

Berkaca dari film berbahasa Jawa yang digarap Bagus Bramanti, mereka sepakat untuk membuat film dari buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih menggunakan bahasa Jawa.

Bahkan, banyak film berbahasa Jawa yamg sukses meraup jutaan penonton. Alhasil, dialog yang ada pada film, menggunakan bahasa Jawa.

Baca Juga: Update Longsor di Tambang Ilegal Kabupaten Solok, Ini 12 Nama Korban Meninggal Dunia

Lewat film ini, penonton diajak untuk berkenalan lebih personal dengan sosok Kalis dan Agus.

Kalis merupakan sosok perempuan yang memegang teguh prinsipnya sendiri.
Bagi dia, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi bukan semata-mata hanya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus di bangku SMA.

Prinsip itu berbanding terbalik dengan lingkungan tempat tinggalnya yang mendorong perempuan untuk menikah di usia muda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X