Film 'Tale of the Land' Produksi KawanKawan Media Raih Penghargaan di Busan International Film Festival 2024

photo author
- Rabu, 16 Oktober 2024 | 09:07 WIB
Penghargaan FIPRESCI Prize di Busan International Film Festival (BIFF) 2024 untuk film Tale of the Land. (Istimewa)
Penghargaan FIPRESCI Prize di Busan International Film Festival (BIFF) 2024 untuk film Tale of the Land. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Film 'Tale of the Land' karya KawanKawan Media yang diproduseri Amerta Kusuma dan Yulia Evina Bhara, sekaligus menjadi debut penyutradaraan Loeloe Hendra, memenangkan penghargaan FIPRESCI Prize di Busan International Film Festival (BIFF) 2024.

Penghargaan tersebut diumumkan dan diberikan pada 10 Oktober 2024 di Signiel, Busan, Korea Selatan.

FIPRESCI Prize adalah penghargaan yang diberikan oleh Federasi Internasional Kritikus Film kepada film yang dibuat dengan baik dalam merefleksikan semangat eksperimental dan progresif.

Baca Juga: Majalah Time Mengulas Bagaimana Prabowo akan Arahkan Masa Depan Indonesia

'Tale of the Land' berkompetisi dalam program New Currents, yang juga menjadi world premiere (penayangan perdana) film tersebut. Film ini tayang pertama kali di BIFF 2024 pada 4 Oktober 2024.

Para anggota juri yang terdiri dari Hsin Wang (Taiwan), Rhee Souewon (South Korea), Teréz Vincze (Hungary), mengatakan alasan memilih 'Tale of the Land' sebagai pemenang film kritik terbaik karena film ini menggunakan bahasa visual yang memukau dalam membahas isu-isu penting tentang rusaknya harmoni antara manusia dan alam dengan memasukkan referensi budaya tradisional, serta mengubah ceritanya menjadi pesan global yang relevan tentang masa depan.

Dibintangi Shenina Cinnamon, Arswendy Bening Swara, Angga Yunanda, dan Yusuf Mahardika, film ini berpusat pada seorang gadis Dayak bernama May, yang diperankan oleh Shenina Cinnamon.

Baca Juga: DPR RI Tambah Dua Komisi Baru, dari 11 Kini Menjadi 13 Komisi di Periode 2024-2029

May dihantui oleh trauma kematian orangtuanya dalam sebuah konflik tanah, yang membuatnya tidak dapat menginjakkan kaki di tanah.

May tinggal bersama kakeknya, Tuha (diperankan oleh Arswendy Bening Swara), di sebuah rumah terapung yang terombang-ambing di atas danau yang jauh dari daratan.

Bagi sutradara Loeloe Hendra, karakter May merupakan alegori yang merefleksikan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh dunia yang tanah airnya terus berubah akibat tekanan dunia modern.

Baca Juga: Menyelami Janji Prabowo Soal Kesetaraan Perempuan dan Proyek Makan Bergizi Usai Panggil Veronica Tan

"Sebuah surat cinta untuk sinema Indonesia, senang rasanya bisa mewakili sinema Indonesia di Busan dan menerima penghargaan ini. Semoga nanti ketika tayang di tanah air dapat diterima oleh penonton Indonesia," kata Produser 'Tale of the Land' Amerta Kusuma dan Yulia Evina Bhara dalam pidato kemenangan di Busan.

"Terhormat sekali menerima penghargaan ini, khususnya karena ini adalah film panjang pertama saya. Saya dedikasikan penghargaan ini untuk orang-orang Kalimantan dan juga kerja keras seluruh kru dan cast 'Tale of the Land'," tambah Sutradara Loeloe Hendra.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X