Berani Adalah Cahaya, Film Pendek Garapan OMK Paroki Wedi yang Terinspirasi Romo YB Mangunwijaya

photo author
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 17:11 WIB
Sutradara film Berani Adalah Cahaya, Rm Edy Wiyanto Pr (berdiri baris pertama tengah kaos hitam) berfoto bersama dengan para pemain dan crew. (Istimewa)
Sutradara film Berani Adalah Cahaya, Rm Edy Wiyanto Pr (berdiri baris pertama tengah kaos hitam) berfoto bersama dengan para pemain dan crew. (Istimewa)

Ketika Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, menurut Romo Mangun sebagaimana diceritakan oleh Rm Edy Wiyanto Pr, pendidikan merupakan sasana (tempat), salah satunya, mencerdaskan para pejuang bangsa.

Dari tangan Ki Hajar Dewantara, pendidikan menjadi proses pendampingan untuk membentuk watak atau karakter bangsa.

Baca Juga: Viral Imigrasi Jakarta Cegah Wanita yang Ngaku Diajak Ketemu Pacar di Pakistan, Petugas Curiga Modus Love Scamming

Pendidikan tidak hanya mencerdaskan tetapi juga menginspirasi dan membuka wacana makna sebuah kata 'berani' dari sebuah perjuangan kemerdekaan.

Namun setelah kemerdekaan, pendidikan tidak mengalami perkembangan yang berarti.

Tiga nilai pendidikan yang harusnya ada dan berkembang yakni, kreatif, ekploratif dan integral, ternyata tidak muncul, tidak kelihatan, dan diabaikan.

Baca Juga: Pengusiran Wartawan dari Gedung Pemda, PWI Ciayumajakuning: Ini Bukan Soal Aset, Tapi Soal Hak dan Pembungkaman Kritik Lewat Birokrasi

Nilai-nilai itu hilang dari pendidikan anak-anak di hampir semua zaman atau orde pemerintahan.

"Tiga nilai itulah yang dalam film ini disebut sebagai harta karun. Harta karun adalah materi yang sangat bernilai, tersembunyi dan perlu digali," jelas Romo Edy.

Oleh karena itu, jika Indonesia akan mencerdaskan bangsa sebagaimana ditulis dalam Pembukaan UUD 1945, tiga nilai itu harus muncul dalam dunia pendidikan anak-anak.

Baca Juga: Viral CEO dan HRD Astronomer Terciduk Selingkuh di Konser Coldplay, Kabur saat Disorot Kamera

“Sekarang anak-anak kehilangan keceriaannya masa kecil. Mereka tidak bisa bermain karena terbebani oleh kurikulum atau bahkan asyik dengan gadget. Atau juga kurikulumnya dipaksakan. Dan yang mengerikan kurikulumnya diatur sedemikian rupa sehingga anak berkembang sesuai keinginan penguasa, pemerintah atau zaman,“ tegas Rm Edy Wiyanto Pr.

Pastor Paroki Gereja Wedi ini menjelaskan lebih lanjut. Indonesia adalah harta karun.

Namun harta karun itu tidak menjadi milik bangsa Indonesia karena keberanian untuk memiliki negara, bangsa serta karakter tidak ditanamkan kepada anak-anak.

Baca Juga: Kluivert Anggap Drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 Hanya Formalitas, Fokus Hadapi Arab Saudi dan Irak

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X