SENANGSENANG.ID - Enam penari Gambyong tampil memukau di atas panggung diiringi gamelan yang mendayu, mereka menari tarian Jawa klasik yang berasal dari Surakarta.
Disusul kemudian penampilan tiga penari Bali yang tak kalah apik yang menampilkan tarian Taruna Jaya diiringi gamelan khas Bali yang rancak.
Dua tarian itu rupanya menjadi simbol kerja sama budaya Jawa-Bali, yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Waspada El Nino, Tim Gabungan BPBD Masih Berupaya Padamkan Kebakaran Lahan di Kabupaten Dairi
Di hadapan Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Ganjar bersama Gubernur Bali I Wayan Koster sepakat menjalin kerja sama dua budaya yang memiliki kesamaan itu.
“Antara Jawa dan Bali memiliki ikatan yang kuat dan memiliki kesamaan tradisi, seni, dan budaya. Sebut saja misalnya kenduri, ruwatan, weton, wayang, sinden, gamelan, konsep adab atau sopan santun, sampai konsep kepemimpinan,” kata Ganjar di hadapan ribuan tokoh adat Bali, di Plaza Hotel Sanur, Jumat 16 Juni 2023 sore.
Kesamaan itu, menurut Ganjar tak terlepas dari sejarah masa lalu. Dimulai dari era Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8, kemudian berlanjut pada era Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-11.
Baca Juga: Honda WR-V Punya Segudang Kelebihan dan Fitur Menarik yang Bikin Konsumen Gampang Kepincut
Pada masa akhir Kerjaan Majapahit, lanjut Ganjar, bahkan terjadi migrasi secara besar-besaran dari Jawa ke Bali, mulai dari bangsawan, pemuka agama, seniman, dan pengrajin.
Tak heran, sumber induk sejarah Jawa berada di Kerajaan Bali. Mulai dari Negarakertagama, Sutasoma, Pararaton, dan Tantu Pagelaran.
“Menghadapi kemajuan zaman, nilai-nilai kebudayaan tinggi yang dimiliki Jawa dan Bali perlu dikembangkan. Agar peradaban tetap hidup dan lestari. Jangan sampai kebudayaan ini punah,” tegasnya.
Maka dari itu, Ganjar mengatakan penting untuk melakukan kerja sama budaya antara dua daerah tersebut. Agar kebudayaan bangkit kembali, dan memperkokoh budaya Nusantara.
“Kerja sama ini harus diperluas sepanjang zaman, sebagai wujud bakti kita untuk Indonesia Raya. Bagaimana kita membangun peradaban yang berbhineka, berkepribadian dalam kebudayaan, sesuai prinsip Trisakti Bung Karno,” tandasnya.
Artikel Terkait
Seni Tari Sarana Tanamkan Nilai-Nilai Budaya Membentuk Karakter Anak, Meriahnya Parade dan Lomba Tari se-DIY
Usung Tema Tatag Teteg Tutug, Jogja Cross Culture Sajikan Musik Perkusi Lestarikan Budaya Mendengar
Tak Sakadar Ruang Pameran, Pendhapa Art Art Space Juga Menjadi Daya Tarik Wisata Seni Budaya
Kaya Potensi Seni Budaya dan Sejarah, Gunungketur Bersaing dalam Lomba Kelurahan Tingkat DIY 2023
Dialog Budaya Sabtu Kliwon Kadipaten Pakualaman, Tanamkan Nilai-Nilai Keistimewaan pada Generasi Milenial
Paguyuban Sastra Budaya Jawa 'Pasbuja' Kawi Merapi, Pegang Semangat Nguri-uri hingga Torehkan Prestasi