Dengan mengelola tari Klasik Gaya Yogyakarta yang telah ada sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755 – 1792.
Baca Juga: Ibu di Depok yang Tega Jual Anak Perempuannya Layani Pria Warga Mesir Terancam Pasal Berlapis
Dengan tujuan yang sangat mulia itulah RM Dinusatomo akhirnya memiliki keinginan mulia untuk mengembangkan keberadaan Yayasan Siswa Among Beksa sebagai wadah, ataupun sebagai kawah Candradimuka.
Masyarakat luas yang ingin mempelajari tari Klasik Gaya Yogyakarta. Tidak kurang dari 125 naskah Wayang Wong gaya Yogyakarta telah berhasil diciptakan oleh RM Dinusatomo.
Beberapa karyanya berupa Beksan Alus dan lakon fragmen Wayang Wong seperti Jaya Pusaka, Semar Boyong, Rama Nitik, Rama Nitis, Lokapala, dan lainnya.
Baca Juga: Gegara Tak Diberi Uang untuk Membeli Miras, Dua Remaja di Kendari Tega Aniaya Pelajar hingga Tewas
Tujuan pendidikan seni menurut RM Dinusatomo yaitu membentuk manusia beriman, bertaqwa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, bertanggungjawab, profesional dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
"Pendidikan kesenian termasuk tari klasik, sangat penting diberikan kepada seorang anak. Karena dapat memberikan manfaat secara pribadi, sosial, serta budaya," pungkasnya.**