SENANGSENANG.ID - Pementasan Drama Adisari Cahaya Kasih di Balik Penaklukan karya Dr. Sri Ratna Saktimulya dari alih wahana manuskrip kuno Babad Metawis ke seni pertunjukan, menandai purna tugasnya di Fakultas Ilmu Bahasa ( FIB ) UGM.
Pementasan drama yang memadukan berbagai unsur seni seperti pedalangan, tari, karawitan, corak batik, macapat serta teater tradisional dihelat dalam rangka perayaan tanggap warsa FIB UGM sekaligus pelepasan purna tugas Dr. Sri Ratna Saktimulya, M. Hum setelah 38 tahun mengabdi.
Pentas yang berlangsung di Auditorium Gedung Poerbatjaraka lantai 3 FIBUGM pada Jumat 19 September 2025 lalu, melibatkan sivitas FIB UGM dalam pagelarannya.
Baca Juga: Kasus Keracunan MBG Sentuh 5.914 Korban, Prabowo Tegaskan Tak Boleh Ada Politisasi
Menurut Saktimulya kepada sejumlah wartawan yang menemuinya di Perpustakaan Widyapustaka Pura Pakualaman pada Jumat 26 September 2025, pemilik nama paring Ndalem Adipati Paku Alam X, K.M.T. Nyi Sestrorukmi membenarkan purna tugasnya dirinya dari FIB UGM.
"Setelah purna tugas saya ingin mandita sebagai abdi dalem yang mengurusi dan meneliti naskah-naskah kuno milik Kadipaten Pakualaman di perpustakaan ini," ucap Saktimulya.
Menyoal tentang Drama Adisari karyanya yang dipentaskan pada saat purna tugasnya menurut dia, itu merupakan salah satu epidode dari Babad Metawis yang ditulis pada era Paku Alam I (1812 - 1829).
Baca Juga: Tarif Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Begini Strategi Menkeu Purbaya Soal Maraknya Rokok Ilegal
Pada masa Paku Alam II (1830 - 1858) teks disalin diperkuat dengan menghadirkan aneka gambar mempertinggi kesan atas halaman naskah yang disebut iluminasi ditorehkan dalam pola wedaya renggan, wedana gapura renggan, rerenggan, pepadan dan rubrikasi.
Dijelaskan juga Epidode Adisari yang dialih wahanakan menjadi naskah pertunjukan drama merupakan salah satu metode untuk mengenalkan naskah kuno dengan cara sesuai zaman saat ini.
Adisari seorang putri kekasih Panembahan Senopati penguasa Mataram saat itu.
Hadirnya Adisari sangat erat dengan keinginan Panembahan Senopati untuk meluaskan wilayah ke Timur daerah Madiun.
Sesuai pesan Sunan Giri untuk memulai perjalanan itu harus dilakukan pada tanggal 1 Suro hari Jumat.