Penelitian menunjukkan bahwa kafein juga memengaruhi kualitas tidur, membuat seseorang lelah dan gelisah saat terbangun. Perhatikan pula jam-jam untuk mengonsumsi kafein.
Kafein juga adalah stimulan sistem saraf pusat. Artinya, kafein dapat memengaruhi keseimbangan neurotransmiter di otak dan berkontribusi pada perasaan cemas dan gelisah.
"Jika kita adalah orang yang punya masalah cemas dan gelisah sejak awal, kafein cenderung memperburuk perasaan ini mengingat peningkatan energi yang diberikannya pada otak," ungkap Shona kemudian.
Dengan kafein yang merangsang sistem saraf dan meningkatkan aktivitas saraf, tidak jarang banyak orang mengalami tremor otot dan kedutan setelah mengonsumsi dosis yang sangat tinggi.
"Kedutan ini paling sering terjadi di tangan dan kelopak mata, tetapi bisa terjadi di mana saja di seluruh tubuh," kata Shona.
Kafein memiliki efek pencahar ringan saat dikonsumsi, sering kali menyebabkan kram perut atau rasa tidak nyaman.
"Kafein dapat meningkatkan produksi asam di perut, yang dapat menyebabkan gejala buruk lainnya seperti refluk asam atau mulas," jelasnya.
Baca Juga: Dalam Kurun Waktu 52 Hari, Polisi Berhasil Selamatkan 2.191 Korban TPPO dari 719 Kasus
Shona mengungkap, kafein juga dapat memengaruhi suasana hati, menyebabkan perubahan mood, dan juga mudah rewel.
Karena memengaruhi sistem saraf pusat, kafein dapat meningkatkan pelepasan neurotransmiter rangsang seperti dopamin, yang memberi dorongan awal sebelum menyebabkan kehancuran suasana hati ketika kafein habis.**