SENANGSENANG.ID - Di tengah derasnya perkembangan teknologi dan informasi, aneka jajanan dari mancanegara seperti membanjir di Tanah Air.
Anak-anak milenial pun menyambut kehadiran makanan impor ini sebagai sebuah anugerah yang sayang dilewatkan.
Namun begitu, jangan sampai lupa dengan makanan asli Indonesia yang jumlahnya ribuan macam dan rasa.
Termasuk salah satunya makanan lokal yang tradisional yang menjadi warisan budaya tak benda dari nenek moyang kita, misalnya sagu.
Bagi masyarakat Maluku Utara, sagu masih menjadi makanan favorit selain nasi, khususnya sagu dari olahan singkong.
Banyaknya permintaan sagu tentu berdampak positif bagi pelaku UMKM sagu, yang terus meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk di Kelurahann Guraping, Kota Tidore Kepulauan.
Baca Juga: Mobil Listrik China Neta V Dikabarkan Akan Masuk Indonesia, Dijual Murah di Thailand dan Malaysia
“Sagu menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Guraping, dan pembuatan sagu juga dari ibu-ibu Guraping,” ujar Lurah Guraping Rusdi Jamaludin dikutip Senangsenang dari InfoPublik, Minggu 16 Juli 2923.
Sagu mengandung karbohidrat serta serat yang tinggi, bahkan kandungan nutrisi pada sagu dan manfaatnya menjadi solusi pangan pengganti nasi.
“Sagu Guraping atau Sagur memiliki cita rasa yang berbeda dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kelurahan Guraping,” kata Rusdi.
Pelaku usaha sagu, Rustia Manilet mengaku permintaan sagu masih cukup tinggi, bahkan permintaan tidak hanya dari wilayah Sofifi, melainkan pulau Tidore dan Kota Ternate.
Rustia menceritakan, usaha sagu ini sudah dimulai sejak tahun 1997 dan menjadi sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.