BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Bencana Hidrometeorologi saat Libur Nataru

photo author
- Selasa, 26 November 2024 | 09:02 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ketika memaparkan hasil pengamatan prakiraan cuaca pada Rapat Tingkat Menteri untuk koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian persiapan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. (Website BMKG)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ketika memaparkan hasil pengamatan prakiraan cuaca pada Rapat Tingkat Menteri untuk koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian persiapan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. (Website BMKG)

SENANGSENANG.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, potensi bencana hidrometeorologi diprakirakan terjadi bersamaan pada saat arus mudik libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

"Potensi bencana hidrometeorologi ini dipicu oleh terjadinya seruak udara dingin dari dataran tinggi Siberia ke wilayah Indonesia pada Desember 2024 hingga awal Januari 2025," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip Selasa 26 November 2024.

Sebagai gambaran, fenomena serupa pernah terjadi pada Januari 2020, yang mengakibatkan banjir besar di Jabodetabek.

Baca Juga: Tak Sesali Perceraian, Begini Cerita Paula Verhoeven yang Akui Baim Wong Sebagai Sosok Panutan dalam Hidupnya

"Pada Januari 2020 banjir yang terjadi disebabkan oleh seruak udara dingin dari dataran tinggi Tibet. Sekarang ini potensi bencana hidrometeorologi dipicu oleh seruak udara dingin berasal dari dataran tinggi Siberia," ucapnya.

Fenomena seruak udara dingin diprediksi akan memberikan dampak signifikan di wilayah barat Indonesia, termasuk Selat Sunda, Lampung, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Cuaca buruk yang disertai hujan lebat berpotensi menyebabkan gangguan pada jalur mudik dan jalan tol, sebagaimana pernah diidentifikasi oleh Kementerian PUPR.

Baca Juga: 7 Pemain Ini Kembali Dipanggil STY? Inilah Sederet Punggawa Timnas Indonesia Senior yang Bakal Tampil di Piala AFF 2024

BMKG menegaskan, mitigasi bencana hidrometeorologi memerlukan dukungan lintas sektor.

Meskipun modifikasi cuaca telah dilakukan pada beberapa kejadian sebelumnya, langkah ini saja tidak cukup untuk mengatasi dampak yang lebih luas.

"Koordinasi yang baik sangat penting, terutama dalam pengelolaan drainase, pintu air, penanganan aliran sungai yang dangkal, dan memastikan kesiapan infrastruktur menghadapi potensi banjir," tambahnya.

Baca Juga: Konvoi 50 Kendaraan Beragam Model Tandai Perayaan 50 Tahun Isuzu di Indonesia, Intip Momen Serunya

Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan langkah antisipasi, sembari berharap bahwa intensitas fenomena ini tidak semakin menguat.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X