Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Tambah Daftar Panjang Kecelakaan Kapal di Perairan Selat Bali

photo author
- Kamis, 3 Juli 2025 | 19:22 WIB
Ilustrasi -  Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. (iStock)
Ilustrasi - Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. (iStock)

SENANGSENANG.ID - Insiden KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di perairan Selat Bali menjadi pengingat akan risiko dalam perjalanan pelayaran laut.

Sebelumnya diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 65 orang, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Kapal itu dilaporkan tenggelam usai hilang kontak pada Rabu, 2 Juli 2025 pada pukul 23.35 WIB.

Selain itu, kapal juga membawa 22 kendaraan berbagai jenis saat berlayar melintasi Selat Bali dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.

Baca Juga: Bintang Liverpool Diogo Jota Tewas dalam Kecelakaan, Ini Kronologinya

Hingga Kamis, 3 Juli 2025 pukul 11.00 WIB, sebanyak 30 orang masih dinyatakan hilang.

Sementara, 4 orang penumpang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan 31 korban lainnya berhasil diselamatkan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Muhammad Masyhud menyatakan operasi pencarian terus dilakukan.

Baca Juga: SMP 2 Gebog Kudus Buka Kelas Santri, Integrasikan Pembelajaran Akademik dan Spiritual melalui Tahfizh Al Quran

"Hingga pukul 10.00 waktu setempat, 31 penumpang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat," ujar Masyhud kepada wartawan di Jakarta pada Kamis, 3 Juli 2025.

Pencarian dan penyelamatan melibatkan sedikitnya 15 kapal dan satu unit helikopter. Operasi dilakukan secara intensif untuk menemukan korban yang belum ditemukan.

Berkaca dari hal itu, Selat Bali merupakan jalur pelayaran yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, dan kini dikenal sebagai salah satu lintasan maritim tersibuk di Indonesia.

Baca Juga: Materi Khotbah Jumat 4 Juli 2025: Orang Beriman akan Diberikan Kekayaan, Kecukupan dan Berbagai Kemudahan

Namun, kondisi geografis selat ini menyimpan tantangan serius bagi transportasi laut. Secara geologi, selat ini terbentuk akibat aktivitas tektonik yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Perairan Selat Bali diketahui bukan kali ini saja menelan korban. Sejumlah kecelakaan kapal telah terjadi sebelumnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X