Andre Wijanarko Nahkodai IATMI 2025–2028, Siap Jawab Tantangan Energi dan Regenerasi SDM Migas

"IATMI harus menjadi mitra strategis dalam memastikan pasokan energi nasional yang andal dan berkelanjutan."

"Sekaligus sebagai pusat pengembangan kapasitas SDM teknik perminyakan Indonesia," ungkap Andre, yang terpilih sebagai Ketua IATMI masa bakti 2025-2028 dalam Kongres IATMI ke-XVII di Semarang pada 2 Juli 2025.

Sebagai wujud dari komitmennya, Andre menyiapkan berbagai program unggulan.

Mulai dari pelatihan berkelanjutan melalui IATMI Academy, forum expert sharing session, hingga mentoring untuk profesional muda.

Baca Juga: Efisiensi Besar-besaran Microsoft, 9.000 Karyawan Terkena PHK demi Dorong Investasi AI

Tak kalah penting, ia juga menargetkan kemitraan yang lebih erat dengan universitas, lembaga riset, asosiasi industri, serta regulator, agar IATMI makin relevan sebagai jembatan antara ilmu, kebijakan, dan kebutuhan industri.

Selain memperkuat kompetensi anggota, IATMI di bawah Andre juga akan lebih aktif terlibat dalam peta jalan transisi energi nasional.

Fokus akan diberikan pada pengembangan teknologi rendah karbon seperti Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), efisiensi energi, dan optimalisasi sumber daya gas bumi sebagai jembatan menuju masa depan energi bersih.

Struktur kepengurusan IATMI 2025-2028 juga dirancang untuk lebih kolaboratif dan inklusif.

Baca Juga: Defisit APBN 2025 Membengkak, Pemerintah Gunakan SAL Sebesar Rp85,6 Triliun atas Persetujuan DPR

Diisi oleh para ahli dari beragam latar belakang nasional, multinasional, akademisi, maupun birokrat.

Susunan ini mencerminkan semangat keterbukaan dan sinergi dalam menjawab tantangan energi yang semakin kompleks.

Tidak hanya dari sisi profesi, para pengurus juga datang dari universitas-universitas ternama seperti ITB, UI, ITS, Trisakti, hingga Universitas Sriwijaya dan kampus teknik lainnya.

Peserta Kongres IATMI ke-XVII di Semarang pada 2 Juli 2025 berfoto bersama. (Foto: Humas PLN EPI)

Andre menegaskan bahwa tantangan ke depan bukan hanya tentang mempertahankan industri migas, tetapi juga memastikan peran insinyur perminyakan dalam proses transisi energi yang adil, realistis, dan berpihak pada masa depan.