Di sisi lain, ia juga menyindir penyedia makanan yang terkesan asal dalam memilih bahan.
“Saya aja nista bilang itu daging olahan, saya nggak tahu itu produk apaan. Rasanya kayak karton, warnanya pink, lalu anak-anak disuruh DIY, astaga,” ujar Tan.
Kritik ahli gizi menjadi sinyal keras bahwa MBG tidak bisa sekadar mengedepankan distribusi masif tanpa memperhatikan kualitas dan keberlanjutan.
Terlebih, kritik publik kini mengarah pada konsistensi menu makanan MBG yang dibayangi dengan kecemasan para siswa maupun orang tuanya di tengah maraknya kasus keracunan di sebagian wilayah Tanah Air.**
Artikel Terkait
Heboh di Medsos, Siswa Tuban Temukan Belatung di Lauk MBG yang Dibagikan
Banyak Kejadian Siswa Keracunan MBG, Wakil Ketua DPR Minta BGN Supervisi Lapangan
Heboh Dugaan Food Tray MBG Mengandung Minyak Babi! Jika Terbukti, Istana dan BPOM Siap Turun Tangan
Soal Usulan DPR untuk Mengganti MBG Jadi Uang Tunai, Istana: Konsep Sekarang yang Terbaik
DPR Usul agar Sekolah Jadi Pengelola Program MBG
352 Siswa di Bandung Barat Keracunan Imbas Menu MBG Tak Layak Konsumsi, Jumlah Korban Bertambah dalam Hitungan Jam