Baca Juga: Resmi, Nova Arianto Nahkodai Timnas Indonesia U-20
Pencarian dilakukan dengan bantuan anjing pelacak, alkon, excavator, serta operasi modifikasi cuaca.
Namun, medan pencarian sangat menantang karena hujan deras terus mengguyur dan tanah longsoran masih labil.
“Ada potensi longsor susulan akibat hujan, kubangan air, serta aliran mata air yang memperlambat proses evakuasi,” jelas Abdul Muhari.
Baca Juga: Salsabila/Adelia Lolos ke Perempatfinal Indonesia International Challenge 2025
Kisah Pilu Para Penyintas
Di balik angka korban, tersimpan cerita pilu warga yang selamat. Sumarti, salah satu penyintas, mengisahkan detik-detik bencana yang begitu cepat.
“Waktu kejadian terdengar suara gemuruh. Longsor semakin besar, saya pun lari menyelamatkan diri,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca di posko pengungsian.
Awalnya warga berlari ke arah makam dusun, namun kondisi semakin memburuk hingga mereka terpaksa melarikan diri ke hutan.
Baca Juga: Wawes Gandeng Penyanyi Malaysia Sophia Liana, Rilis Single Lintas Negara ‘Duwa’
Dari sana, petugas mengevakuasi mereka ke puskesmas dan posko pengungsian.
Tragedi longsor Banjarnegara ini menjadi pengingat betapa rentannya wilayah perbukitan terhadap bencana alam.
Hingga kini, tim gabungan masih berjuang mengevakuasi korban dan menekan risiko longsor susulan.**
Artikel Terkait
Update Evakuasi Korban Longsor di Trenggalek: Empat Anggota Keluarga Tewas, Satu Selamat
Longsor Terjang Cilacap, 16 Rumah Tertimbun, 21 Warga Hilang
Longsor Cibeunying Cilacap: Satu Korban Lagi Ditemukan, 11 Masih Hilang
Usai Cilacap, Longsor Terjang Banjarnegara: 179 Warga Mengungsi
Operasi SAR Longsor Majenang: Dua Jenazah Ditemukan, 5 Korban Masih Hilang
424 Korban Longsor Banjarnegara Segera Direlokasi ke Hunian Sementara