SENANGSENANG.ID – Pascabencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, bantuan pakaian menjadi salah satu kebutuhan mendesak selain logistik.
Namun, belakangan muncul polemik di media sosial terkait donasi pakaian yang menumpuk di pinggir jalan dan dinilai tidak sesuai dengan kondisi lapangan.
Sejumlah unggahan viral menunjukkan pakaian yang didonasikan berupa baju pesta hingga kebaya berbahan brokat, yang sulit digunakan oleh pengungsi dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Mahasiswa DKV ISI Surakarta Garap Desain Konten PSIM Yogyakarta Lewat Program MBKM
Salah satu video yang ramai dibagikan datang dari influencer Miss Yuni (@yuni_tkwhongkong), memperlihatkan keluhan pengungsi yang menerima bantuan.
Butuh Kaos dan Celana
Dalam video tersebut, seorang pengungsi menyampaikan bahwa bantuan pakaian yang datang tidak sesuai kebutuhan.
“Ngasih bajunya itu bukan kayak untuk hari-hari, kami kan butuh kaos, celana. Ini ngasih baju konsep seksi, siapa yang mau pakai?” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa warga tidak menolak bantuan, namun berharap pakaian yang diberikan lebih praktis dan layak dipakai di kondisi darurat.
Cuaca Panas, Baju Tak Nyaman
Baca Juga: Perjuangan Petani Durian Sumatra: Memikul Hasil Panen di Tengah Jalan Putus Pascabencana
Keluhan serupa muncul di unggahan akun Instagram @pempek_funny, yang menampilkan pesan warga Aceh Tamiang.
Mereka menyebut banyak pakaian donasi berupa baju kondangan atau bahan yang tidak menyerap keringat.