“Informasinya bullying terjadi Sabtu (13/12/2025). Korban sempat dirawat di rumah sakit dan meninggal Senin,” ujarnya.
Baca Juga: Justin Barki Sumbangkan Bonus Emas SEA Games untuk Korban Banjir Sumut, Ini Profilnya
Dari keterangan sementara, perundungan dipicu saat korban dianggap sulit diminta mandi oleh santri lain. Situasi itu berujung pada kekerasan fisik.
“Infonya korban dipukul. Kalau pelaku lebih dari satu orang, potensi bullying lebih berat,” jelas Suhartono.
Ia mengimbau agar lingkungan pendidikan lebih peka terhadap tanda-tanda perundungan.
Baca Juga: Bajaj Tancap Gas di Yogyakarta: Solusi Transportasi Andal untuk Warga, Wisatawan, dan UMKM
“Kalau sampai meninggal dunia, mungkin sudah sering terjadi. Kita sayangkan kejadian ini, semoga tidak terulang,” pungkasnya.
Mengenal Ponpes Santri Manjung
Ponpes Santri Manjung berdiri sejak 2012, didirikan oleh Brigadir Polisi Bripka Eko Julianto.
Baca Juga: BNN Gagalkan Penyelundupan 2 Ton Sabu di Kamboja, Bukti Kepemimpinan Komjen Suyudi Ario Seto
Pesantren ini dikenal memberikan pendidikan agama dan umum secara gratis bagi anak-anak yatim dan dhuafa.
Saat ini, jumlah santri mencapai sekitar 500 orang dari berbagai jenjang pendidikan.
Kasus ini menyoroti urgensi pencegahan perundungan di lingkungan pendidikan. Tragedi yang menimpa MMA menjadi alarm bagi masyarakat dan lembaga pendidikan untuk lebih serius melindungi anak-anak dari kekerasan.**