SENANGSENANG.ID - Sampah masih menjadi persoalan serius di Yogyakarta. Gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) terus berkembang di masyarakat.
Sejak digalakkan hampir dua minggu lalu, sudah ada sekitar belasan ribu titik biopori yang tersebar di Kota Yogyakarta.
Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta bakal memaksimalkan keberadaan biopori Mbah Dirjo guna mengurangi sampah organik.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan evaluasi gerakan Mbah Dirjo belum selesai karena baru berusia hampir 2 minggu.
Tetapi pihaknya melihat gerakan Mbah Dirjo sudah mulai dapat berkontribusi terhadap penurunan sampah organik.
“Kemarin laporannya ada sekitar 16.000 titik biopori yang kemudian bisa dimaksimalkan. Baik itu lama maupun baru bisa mengurangi sampah organik,” kata Singgih dalam keterangannya dikutip Jumat 11 Agustus 2023.
Singgih menyebut dari hasil perhitungan keberadaan biopori tersebut bisa mengurangi sampah organik berkisar 30-40 ton/hari.
Menurutnya target gerakan Mbah Dirjo diperkirakan bisa mengurangi sekitar 25-30 persen atau sekitar 60 ton.
Volume sampah di Kota Yogyakarta sekitar 200 ton/hari. Sekitar 100 ton dari jumlah itu dibawa ke TPA Piyungan dan 15 ton ke Kulonprogo sehingga sisanya harus diselesaikan bersama masyarakat.
“Kita menyentuhnya di hulu karena pemilahan dan pengolahan sampah itu sebaiknya memang di hulu. Nah yang residu memang kemudian kita lakukan pengelolaan di tingkat hilir,” paparnya.
Singgih menegaskan, Pemkot Yogyakarta menggerakkan Mbah Dirjo tidak hanya kepada masyarakat.