SENANGSENANG.ID - Sebuah video viral di Instagram menarik perhatian warganet setelah menampilkan sosok inspiratif remaja asal Ponorogo, Avan Ferdiansyah Hilmi.
Ia baru saja diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB), meski berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi sederhana.
Avan merupakan anak dari Pak Eko dan Bu Umi, pasangan suami istri yang sehari-hari berjualan es keliling di Ponorogo.
Baca Juga: Musti Dipikir Ulang! Ini 5 Alasan Masuk Akal, Konsumen Diminta Jangan Buru-Buru Beli Mobil Listrik
Dalam video yang diunggah akun @santosoim di Instagram pada Senin 7 Juli 2025, tampak rumah Avan dipenuhi deretan piala penghargaan sejak ia masih duduk di bangku SD hingga SMA.
“Kirain toko piala,” begitu bunyi celetukan dalam video yang menggambarkan betapa banyaknya trofi yang memenuhi rumah Avan, Selasa 8 Juli 2025.
Avan sendiri adalah siswa SMAN 1 Ponorogo yang dikenal sebagai murid berprestasi.
Salah satu pencapaiannya adalah menjadi juara dalam ajang Olimpiade Kebumian.
Semua piala yang mengisi rumahnya merupakan bukti kegigihannya dalam menuntut ilmu dan berkompetisi sejak kecil.
Kisah Avan pun langsung menjadi sorotan dan mendapat pujian dari warganet.
Baca Juga: Kreativitas UMKM Kudus Bersinar di Jateng Fair 2025, Sepatu Ecoprint Jadi Magnet Pengunjung
Banyak yang terinspirasi oleh perjuangan Avan yang mampu menembus salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
"Semoga bisa menjadi generasi penerus bangsa ini untuk menjadi pemimpin yg cerdas," komentar warganet @e.linawaty.
Artikel Terkait
Mengapa Kekayaan Paus Fransiskus Hanya Rp2,2 Juta? Berapa Gaji Seorang Bapa Suci Tiap Bulannya? Ini Faktanya
Viral Siswa Ngeluh Gegara Pergi Sekolah Jalan Kaki, Dedi Mulyadi: Jagoan Pantang Minta Bantuan
Viral Warga Bogor Minta Damkar Tiup Lilin Bareng, Gegara Diputusin Pacar saat Ulang Tahun: Sedihnya Nggak Ketulungan
Viral Bocah Diduga Bakar Pajangan Baju di Pasar Depok: Api Merembet ke Pakaian Lain, Langsung Lari Terbirit-birit
Update Skandal Grup ‘Fantasi Sedarah’ di Facebook, Komdigi Telah Hubungi Meta Tuk Hapus 30 Konten Serupa
Usai Ramai Pencabutan Karya Opini di Media Massa, Istana Kini Tepis Isu Batasi Kebebasan Berpendapat