populer

Peneliti BRIN Publikasikan Spesies Baru Anggrek Kuku Macan Terindah di Indonesia, Ditemukan di Sulawesi

Minggu, 18 Agustus 2024 | 22:46 WIB
Anggrek spesies baru yang ditemukan oleh peneliti BRIN, dikenal oleh masyarakat dengan nama anggrek kuku macan. (Foto: Humas BRIN)

Karakter morfologi demikian biasanya sangat menguntungkan untuk bertahan pada kondisi kekeringan berkepanjangan melalui penurunan laju penguapan serta mempertahankan kandungan air dalam jaringan.

Dilihat dari karakter bunganya, lanjut Destario, spesies baru anggrek dari Sulawesi itu mirip dengan spesies Aerides upcmae yang endemik Filipina dan juga Aerides houlletiana dari kawasan Indochina, namun memiliki perbedaan mencolok pada cuping tengah bibir bunganya yang berbentuk kipas melebar serta terbelah membentuk 4 ruang, karakter kalus yang memanjang pada permukaan cuping tengah, serta perbedaan karakter ornamen kalus di bagian dalam dagu bunganya.

Baca Juga: The Progeny of Holy Moly: Kelahiran Kedua Marsmolys di Tengah Lupa dan Leka

Berdasarkan data distribusi yang ada saat ini, anggrek Aerides obyrneana dianggap sebagai spesies endemik Sulawesi dengan jangkauan sebaran alami yang terbatas.

Dengan ketersediaan data yang masih terbatas, status konservasi spesies baru ini diusulkan untuk masuk pada kategori kritis (Critically Endangered) berdasarkan kriteria IUCN Redlist (International Union for Conservation of Nature).

Selain ancaman konversi habitat alami, kekhawatiran lain datang dari potensi ancaman pengambilan tak terkendali di alam untuk memenuhi permintaan perdagangan komersial.

Baca Juga: Paspor RI Punya Desain Baru, Kombinasi Keamanan dan Kebanggaan Nasional

Biasanya, kemunculan spesies baru anggrek akan mendorong permintaan yang tinggi dari para hobiis untuk mendapatkannya.

Terlebih anggrek Aerides obyrneana ini memiliki bunga dengan bentuk bibir bunga dan kombinasi warna unik yang sangat atraktif. Bahkan bisa disebut sebagai spesies anggrek Aerides paling indah di Indonesia.

"Maka dari itu, penting adanya kerjasama berbagai pihak, termasuk dari komunitas hobiis, untuk secara bersama-sama melakukan upaya pelestarian berkelanjutan agar perhiasan belantara ini tak kunjung punah," pungkas Destario.**

Halaman:

Tags

Terkini