"Kita perlu melakukan utilisasi terhadap perkembangan kripto dan turunan produknya, seperti token-token, secara strategis. Dengan mendorong pengembangan token-token lokal kripto yang buatan Indonesia, kontribusi untuk negara juga semakin besar, khususnya dalam peningkatan produk ekspor."
"Token-token lokal kripto adalah salah satu produk kita jadi potensi. Kalau orang dari Amerika, Afrika, Eropa, dan penjuru dunia beli token produk Indonesia, made in Indonesia 100 persen, maka itu akan semakin meningkatkan potensi perdagangan Indonesia, yang sekaligus juga meningkatkan produk anak bangsa," ujarnya.
Digitalisasi dan infrastruktur menjadi kunci dalam menggarap aset kripto sebagai komoditas.
Pemerintah juga harus adaptif terhadap perubahan dan inovasi yang ada terkait digitalisasi.
Dan salah satu upaya Kemendag dalam mewujudkan digitalisasi dan infrastruktur digital, selain utilitasi komoditas digital seperti kripto, adalah melalui program digitalisasi pasar yang menargetkan 1000 pasar dalam satu tahun.
Dalam program tersebut Kemendag menjalankan program setiap hari ke pasar-pasar mensosialisasikan pembayaran menggunakan QRIS bekerja sama dengan Bank Indonesia dan stakeholders lainnya.
Baca Juga: Ini Buah Duku Asli dari Kota, Sudah Bersertifikat Terdaftar sebagai Varietas Lokal yang Berkualitas
"Jadi kita sudah menyaksikan gerai atau lapak memakai pembayaran digital. Dengan adanya administrasi lebih praktis, efisien, dan tertib. Itulah salah satu contoh sederhana bagaimana Kemendag adaptif terhadap digitalisasi," ujarnya.**
Artikel Terkait
Di Acara Puncak HPN 2023, Presiden Jokowi: Terima Kasih Insan Pers atas Kontribusinya kepada Bangsa dan Negara
Presiden Jokowi Sebut Ada Tiga Tantangan yang Dihadapi Pers Indonesia di Era Disrupsi Digital Saat Ini
Dorong Ekosistem Media, Erick Thohir: Keuntungan Terbesar Industri Media Masih Disedot Platform Asing
Sandiaga Uno: Orang Indonesia Jago Bikin Konten, Kita Harus Bikin Ekosistem, Pak Jokowi Sudah Buka Diskursus