Ia kemudian menyebutkan banyak sekali masyarakat datang dari berbagai tempat dari Sabang sampai Merauke yang sekolah tetapi setelah selesai sekolah akhirnya menetap di Jogja mungkin karena nyaman.
"Kita harus berbangga karena banyak sekali orang yang merasa nyaman hidup di Jogja. Bukan berati juga budaya dan nilai-nilai Jogja ini harus terkikis. Tetapi justru kita harus menularkan budaya dan nilai-nilai Jogja kepada mereka yang memiliki agama dan budaya berbeda," ucapnya.
Dalam berbagai kesempatan terutama kepada mahasiswa, Ia juga menyampaikan bagaimana bisa menularkan nilai-nilai Jogja ini supaya ketika nanti kembali ke daerah asalnya mereka ingat dengan nilai-nilai di Jogja, apa yang membuat mereka nyaman. Begitu juga sebaliknya warga Jogja bisa belajar dari budaya dan agama lain, atau dari orang-orang luar Jogja.
Baca Juga: Musim Rambutan Telah Tiba, Ini 5 Manfaat Buah Rambutan bagi Kesehatan Tubuh
"Karena hanya dengan itu kita bisa terus bersatu dan akhirnya budaya itu mengajarkan juga nilai-nilai kemanusiaan dan juga nilai-nilai keagamaan. Semoga acara ke depan, silaturahmi ini bisa berlanjut dan terus terbuka supaya yang namanya relasi, hubunngan kita terus saling menjaga. Artinya hubungan itu bisa terus berkembang dan berbunga menjadi sesuatu yang cantik," tutupnya.
Adapun Wabup Sleman Danang Maharsa mengharapkan kunjungan para pimpinan pemuda lintas iman ini bisa makin mempererat persaudaraan yang terjadi di daerah ini. Ia mengungkapkan bahwa semua perbedaan ada di Kabupaten Sleman baik suku, agama, golongan dan sebagainya.
Karena hampir setiap tahun Sleman itu dikunjungi sekitar 200 ribu mahasiswa baru yang datang dari seluruh provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Toleransi Beragama Harus Jadi Fondasi Kehidupan yang Harmonis dan Ekologis
"Tentu mereka datang dengan membawa budaya dan juga perbedaan dari daerah masing-masing. sehingga jika hal ini tidak kita antisipasi dengan cermat tentunya bakal menimbulkan permasalahan. Namun selama ini karena komunikasi kami pemerintah daerah dengan FKUB berjalan dengan lancar sehingga semua permasalahan terkait dengan perbedaan dan keberagaman ini bisa kita selesaikan secara musyawarah dan baik-baik," paparnya.
Danang menegaskan bahwa kalaupun ada masalah konflik pemantiknya bukan masalah warga dan umat beragama tetapi disebabkan oleh satu dua orang yang memang ingin memprovokasi.
Pasalnya, hubungan antarumat beragama selama ini sudah berjalan baik. Contoh terkait Nataru misalnya selama ini umat muslim ikut menjaga dan mengamankan perayaan Natal di gereja-gereja di Kabupaten Sleman.
Baca Juga: Perkuat Koordinasi Tangani Wabah Demam Babi Afrika, Ini Langkah Pemerintah
"Sebaliknya jika pas Idul Fitri teman pemuda umat Kristiani juga ikut membantu menjaga keamanan sholat Ied yang terjadi. Hal itu mencerminkan bahwa kerukunan umat beragama di Kabupaten Sleman ini berjalan dengan baik," ujarnya.
Terakhir, Danang Maharsa menekankan bahwa Pemkab Sleman selalu memantau dan mengutamakan kesejehteraan masyarakat dengan memberi bantuan kepada semua agama untuk memperingati hari perayaan masing-masing agama.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus Serukan Toleransi dan Perdamaian di Tengah Ketegangan Global
Komisi V DPR RI dan Wamenhub Tinjau Kesiapan Pelabuhan Merak-Bakauheni Jelang Natal dan Tahun Baru 2025
Tidak Naik! Tiket Pesawat Turun 10 Persen Selama Natal dan Tahun Baru 2025
Jelang Natal dan Tahun Baru, Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Pemda Soal Inflasi
Gelar Rapat Terbatas Natal-Tahun Baru, Prabowo: Seluruh Masyarakat Harus Nyaman dan Sukacita
Toleransi Beragama Harus Jadi Fondasi Kehidupan yang Harmonis dan Ekologis