Perkuat Koordinasi Tangani Wabah Demam Babi Afrika, Ini Langkah Pemerintah

photo author
- Kamis, 19 Desember 2024 | 10:49 WIB
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, memberikan keterangan terkait wabah Demam Babi Afrika atau African Swine Fever/ASF. (Foto: Infopublik)
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M Panggabean, memberikan keterangan terkait wabah Demam Babi Afrika atau African Swine Fever/ASF. (Foto: Infopublik)

SENANGSENANG.ID - Pemerintah terus memperkuat langkah koordinasi nasional menangani wabah Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF) yang kini melanda beberapa wilayah di Indonesia.

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, menegaskan bahwa meskipun virus ini tidak menular kepada manusia, dampaknya terhadap ekonomi khususnya peternak cukup signifikan karena tingkat kematian babi yang terinfeksi mencapai 100 persen.

Meski begitu Sahat menegaskan bahwa masyarakat tak perlu khawatir karena selain tidak menular kepada manusia, pemerintah pun telah menyiapkan berbagai langkah pencegahan yang komprehensif.

Baca Juga: Mengintip Rumor Ole Romeny ke Oxford United hingga Marselino yang Mulai Percaya Diri Bermain di Liga Kasta 2 Inggris!

“Salah satunya kami telah meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri, untuk memperketat pengawasan di perbatasan dan jalur transportasi,” jelas Sahat dikutip dari InfoPublik, Kamis 19 Desember 2024.

Papua menjadi salah satu wilayah dengan lonjakan kasus ASF. Dikatakan Sahat, virus diduga masuk melalui daging babi yang dibawa oleh penumpang atau melewati jalur distribusi ilegal.

Kasus pertama di Papua tersebut terdeteksi pada Januari 2021, dengan dugaan awal virus dibawa oleh pekerja yang kembali dari liburan akhir tahun.

Baca Juga: 5 Tanaman Obat Ini Punya Nilai Manfaat Luar Biasa, Mulai Redakan Rasa Nyeri hingga Lindungi Kesehatan Hati

“Selain itu, kondisi geografis Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini memperumit pengawasan, terutama di jalur-jalur tidak resmi,” ujar Sahat.

Bali Jadi Contoh Keberhasilan Penanganan

Namun yang memberikan optimisme penanganan bisa dilakukan dengan baik adalah pengalaman Provinsi Bali yang menangani wabah ASF sejak 2019.

“Ini dapat menjadi referensi strategis. Koordinasi erat antara karantina, pemerintah daerah, dan Kementerian Pertanian terbukti menjadi kunci keberhasilan,” ujar Sahat.

Baca Juga: Mencicipi Hidangan Kolonial dengan Lidah Jawa di Resto Perdjamoean: Ada Sejarah di dalam Sepiring Hidangan

Bali, yang sempat menjadi episentrum ASF pada 2019, pulih dan kini bahkan mampu memasok daging ke Kalimantan dan Sulawesi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Sumber: infopublik.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Aksi Penutupan Aplikasi 'Mata Elang' Heboh di Medsos

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:44 WIB
X