Festival Memedi Sawah 2025, Karya Ciamik Wiwiek Pungki Borong Piala KPH Yudanegara dan Bupati Sleman

photo author
- Senin, 30 Juni 2025 | 16:50 WIB
Memedi sawah karya Wiwiek Pungki yang menjadi Juara I Festival Memedi Sawah 2025 di Sleman. (Foto: Sulistyanto)
Memedi sawah karya Wiwiek Pungki yang menjadi Juara I Festival Memedi Sawah 2025 di Sleman. (Foto: Sulistyanto)

SENANGSENANG.ID - Dahulu memedi sawah hanya dibuat seadanya, dan sejadinya, untuk menjaga tanaman padi dari gangguan hama perusak seperti burung.

Kini memedi sawah bisa dibuat dengan sentuhan kreativitas dan menjadi karya seni yang apik. Seperti yang ada di Festival Memedi Sawah 2025.

Sebuah festival yang untuk pertama kalinya diinisiasi komunitas seniman di Kampung Literasi Masyarakat Sadar Budaya (Kalimasada) Pakembinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Menhut Bakal Lakukan Banyak Evaluasi SOP Pendakian Gunung, dari Papan Peringatan hingga Rencana Gelang RFID untuk Pendaki

Festival Memedi Sawah sendiri digelar untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 sudah digelar sejak 24 Juni 2025.

Puluhan karya memedi sawah saling beradu apik, dalam festival yang mengusung tema Ending Plastic Pollution atau Mengakhiri Polusi Plastik.

Menurut salah satu juri Fesival Memedi Sawah 2025 Agus Hartono, sejumlah aspek sangat berpengaruh pada penilaian karya memedi sawah kali ini.

Baca Juga: Soal Proyek Baterai Listrik Terintegrasi, Bahlil Sebut Indonesia Unggul SDA dan China di Bagian Teknologi

“Pertama, kesesuaian tema karena untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, maka temanya, Ending Plastic Pollution atau Mengakhiri Polusi Plastik,” ungkap Agus pada Minggu, 29 Juni 2025.

Sehingga karya-karya memedi sawah yang banyak menggunakan sampah plastik, daur ulang plastik ataupun plastik-plastik bekas bisa mendapat nilai lebih.

Aspek penting lainnya seperti terkait kreativitas, tingkat kesulitan hingga estitika.

Baca Juga: Richard Lee Ikut Buka Suara Mengenai Kondisi Wajah Jokowi, Begini Kata sang Dokter Kecantikan

Bahkan, nilai bisa bertambah ketika karya benar-benar bisa difungsikan, tak statis dan diberi beberapa pendukung misalnya kitiran serta ada suara khas.

“Sebagian karya memedi sawah dibuat di rumah masing-masing maupun di lokasi. Sebelum penilaian sudah berada di tempat sesuai nomor pendaftaran,” beber Agus disela penjurian Bersama Stephen Sitompul dan Saikhul.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X