Festival Godhong Opo-Opo 2025 Pasar Rempah Nusantara, Digelar Meriah di Taman Budaya Embung Giwangan Jogja

photo author
- Selasa, 24 Juni 2025 | 08:50 WIB
Tari Bedaya Jampi Usada turut mewarnai Festival Godhong Opo-Opo di Taman Budaya Embung Giwangan Jogja pada Minggu 22 Juni 2025.  (Foto: Teguh Priyono)
Tari Bedaya Jampi Usada turut mewarnai Festival Godhong Opo-Opo di Taman Budaya Embung Giwangan Jogja pada Minggu 22 Juni 2025. (Foto: Teguh Priyono)

SENANGSENANG.ID - Masyarakat Jogja harus dapat mewarisi nilai budaya Godhong Opo-Opo yang telah ditinggalkan oleh para leluhur sebagai bagian dari kekayaan bangsa ini.

Demikian hal itu diungkap Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan dalam pembukaan Festival Godhong Opo-Opo 2025 yang mengusung tema Pasar Rempah Nusantara, di Taman Budaya Embung Giwangan Yogyakarta, Minggu 22 Juni 2025.

Disampaikan Wawan, Godhong Opo-Opo merupakan salah satu komponen dalam tradisi adat yang menjadi rangkaian upacara pada pernikahan.

Baca Juga: Tangkap 285 Tersangka Narkoba, BNN: Kalangan Perempuan Diperdaya Sindikat Jadi Kurir Narkotika Antar Pulau Lintas Provinsi

"Godhong Opo-Opo yang biasanya dirangkaikan dalam tradisi adat pernikahan ini diberi makna baru dengan pengertian segala persoalan yang sedang dihadapi bangsa ini dapat diselesaikan dengan pendekatan budaya," tutur Wawan.

Pembukaan Festival Godhong Opo Opo 2025 ditandai dengan dengan mencabut Godhong Opo-Opo dari puncak Gunungan rempah yang dijawal oleh Bregada Puspa Kridhatama.

Sementara itu Kepala Kundha Kabudayan Kota Jogja, Yetty Martanti berharap Festival Godhong Opo-Opo yang merupakan kolaborasi antara Dinas Kebudayaan Kota dengan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara (JMBN) ini hendaknya terus ditingkatkan dengan menggali potensi budaya Kota Yogyakarta.

Baca Juga: Kronologi Hilangnya 3 Jemaah Haji Indonesia di Tanah Suci, PPIH Arab Saudi: Kami Terus Lakukan Pencarian, Ini Identitasnya

"Kedepan festival ini agar lebih ditingkatkan lagi dengan menggali potensi budaya Kota Jogja yang sangat kaya keragamannya," tutur Yetty.

Dalam kesempatan itu, Ketua JMBN Ki Prijo Mustiko mengatakan, tema festival kali ini mengangkat budaya rempah sebagai warisan budaya rasa dari bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan dirawat terutama oleh generasi mudanya.

Lebih lanjut menurut Ki Prijo Mustiko, dulu bangsa Indonesia dijajah bangsa asing karena kekayaan rempahnya. Dan saat ini seharusnya bangsa Indonesia dapat menjelajah dunia dengan kejayaan rempah itu.

Baca Juga: Pasar Mobil Listrik Indonesia Mei 2025 Loyo, Dominasi Impor China Tak Terbendung Meski Diguyur Insentif

"Inilah tantangan bagi generasi muda sekarang bagai mana dengan kekayaan yang kita miliki itu mampu me jelajah dunia," tandasnya.

Festival selain menampilkan bermacam pertunjukan dan atraksi budaya seperti kirab gunungan rempah dan bregada, pagelaran wayang climen, tarian bertema rempah, penampilan seni tradisi anak anak binaan Mbah Gito, juga menggelar Pasar Rempah oleh Museum Rempah Nusantara dan Jamu Jawa Lugu Murni.

Festival diakhiri dengan pagelaran tari Bedaya Jampi Usada dan talkshow tentang meracik rempah dengan narasumber Gawa Habibah dan Dinda Gumay dengan peserta generasi muda dan para Duta Keistimewaan.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X