Perbandingan nilai dunia dengan akhirat dijelaskan Rasulullah dalam sabdanya:
وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟
Wallohi mad-dunyaa fil aakhiroti illaa mitslu maa yaj'alu ahadukum ishba'ahu fil yammi
falyandzur bima yarji'u.
“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?” HR Muslim No. 2868.
Rosulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan keutamaan mementingkan kehidupan akhirat/.
وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Wa man kaanatil aakhirotu niyyaatahu jama'alloohu amrohu, wa ja'ala ghinaahu fii qolbihi wa atathud dunyaa wa hiya rooghimatun.
"Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina,” HR Imam Ahmad, Ibnu Majah.
Baca Juga: Geger Pertamax Oplosan Dijual Pertamina, Presiden Prabowo Janji Tindak Tegas untuk Membela Rakyat
Sedangkan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan akibat manusia yang hanya mementingkan dan cinta dunia saja, sebagai berikut:
مُحِبُّ الدُّنْيَا لَا يَنْفَكُّ مِنْ ثَلَاثٍ : هَمٌّ لَازِمٌ ، وَتَعَبٌ دَائِمٌ ، وَحَسْرَةٌ لَا تَنْقَضِى.
Muhibbud-dunyaa laa yanfakku min tsalaatsin hammun laazimun wa ta'abbun daa-imun wa hasrotun laa tanqodhi.
"Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: kesedihan (kegelisahan) yang terus-menerus; kecapekan (keletihan) yang berkelanjutandan, dan penyesalan yang tidak pernah berhenti.