.وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعً., وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا. وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Wa in taqorroba ilayya bibsyibrin taqorrobtu ilaihi dziroo'an. Wa in taqorroba ilayya dziroo'an taqorrobtu ilaihii baa'an. Wa in aataanii yamsyii aataituhuu harwalatan.
"Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat," HR Bukhari Muslim.
Ketiga: Bukan untuk pamer, riya, sum'ah, atau sekedar kebiasaan (Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Tafsir as-Sa'di).
As Sa'di menafsirkan Surat Al Hajj ayat 37, semua ibadah yang tidak dibarengi dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah, bagaikan kulit buah tidak berisi dengan buahnya, dan bagaikan jasad yang tidak ada ruhnya.
Baca Juga: Momen Prabowo dan Megawati Bisik-bisik di Sela Peringatan Harlah Pancasila 2025
Contoh Nabi Ibrahim AS mentaati perintah berkurban dengan ikhlas, semata mencari rida Allah mendekatkan diri kepada-Nya, menjauhi sifat pamer.
Surat As Saffat ayat 99.
وَقَالَ إِنِّى ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّى سَيَهْدِينِ
Wa qoola inniī dżaāhibun ilaā robbiī sayahdiīn.
Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku."
Baca Juga: Momen Kluivert Pede Balaskan Dendam Garuda yang Pernah Keok Lawan China: Saat itu Saya Tak di Sana
Allah SWT mengakui dan menghargai kesungguhun Nabi Ibrahim dalam melaksanakan ketaatan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: