SENANGSENANG.ID - Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon merupakan media yang menghadirkan terjalinnya komunikasi antara Kadipaten Pakualaman dengan masyarakat luas.
Sehingga diharapkan dapat menjadi sarana bersama untuk dapat saling berbagi dan bertukar pengetahuan khususnya tentang kebudayaan.
Demikian diungkap Sentana Dalem K.P.H. Kusumoparastho dalam sambutannya pada Dialog Budaya Malam Sabtu Kliwon, Jumat 19 September 2025 malam, di Dalem Kepatihan Kadipaten Pakualaman Yogyakarta.
Menurut Kangjeng Kusumo begitu biasa disapa, ragam budaya yang ada di Kadipaten Pakualaman merupakan warisan budaya yang diharapkan dapat memberi manfaat tidak saja bagi Pakualaman tetapi juga masyarakat luas sejalan dengan Keistimewaan Yogyakarta.
"Kekayaan budaya ini bagai mana dapat memberi manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat dalam bingkai Keistimewaan," ujarnya.
Dijelaskan juga, bahasan dialog budaya kali ini terkait dengan karawitan dan macapatan yang ada di Kabupaten Pakualaman.
Baca Juga: Kartunis Pakarti Sosialisasikan Museum Kartun Indonesia di Kresem Artstreet #8 Semarang
Tema ini menarik karena di Kadipaten Pakualaman memiliki ciri khas sendiri terkait dengan kedua kedua warisan budaya ini.
Hadir sebagai pembicara dalam dialog budaya yang dimoderatori K.M.T. Ndoyodiprojo ini yaitu K.M.T. Widyadipuro Pangarsa Abdi Dalem Urusan Karawitan dan Mas Bekel Darmapanambang Pamong Macapat Kadipaten Pakualaman.
Dalam paparannya Darmapanambang mengungkapkan, seni macapatan di Kadipaten Pakualaman sejak Kangjeng Adipati Paku Alam I dan Paku Alam II belum ditemukan corak dan cengkok yang khas.
Baca Juga: Akhir Cerita Ledakan Misterius di Pamulang! Bukan Meteor Jatuh, tapi Adanya Gas yang Bocor
Sehingga sejak beberapa tahun lalu pihaknya mencoba menyelenggarakan sayembara cipta Cengkok Macapat Pakualaman.
Sampai saat ini sudah ada 100 lebih Cengkok Macapat Pakualaman dari hasil lomba.