Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat Alm A'raf Ayat 64.
وَأَغۡرَقۡنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِئَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمًا عَمِينَ
Wa aghroqnalladziina kadz-dzabuu bi-aayaatinaa, innahum kaanuu qouman 'amiin,
"Maka Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)."
Beberapa tafsir menjelaskan tentang buta hati sebagai berikut:
- Buta mata hatinya untuk melihat kebenaran (Tafsir Al-Muyassar).
Baca Juga: Akademisi Soroti Potensi Korupsi di Proyek IKN, Dana Fantastis dan Minim Audit Jadi Sorotan
- Buta penglihatan dan hatinya dari kebenaran, sehingga nasehat dan peringatan tidak berguna bagi mereka (Tafsir Al-Wajiz).
- Buta mata hatinya yaitu dari kebenaran, tidak bisa melihatnya dan tidak bisa mendapatkan petunjuk (Tafsir Ibnu Katsir).
- Buta hati mereka buta tidak bisa melihat kebenaran (Tafsir Ash Shaghir).
- Buta hati dan pikirannya dari petunjuk (Tafsir Al Madinah Al Munawwarah).
Hati yang buta, tidak bisa mengambil manfaat pada pelajaran dan peringatan (Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir).
Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian: Gubernur Riau Abdul Wahid Akan Dinonaktifkan Jika Ditahan
- Buta mata hatinya dari hidayah, bahkan mencemooh. (Tafsir as-Sa'di).
Dapat disimpulkan buta hatinya, tidak bisa melihat kebenaran, petunjuk, tidak bisa mengambil manfaat dari petunjuk, bahkan mencemooh petunjuk tersebut.