Ketua KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman menegaskan bahwa PON Bela Diri Kudus memiliki nilai strategis.
"Ajang ini bukan hanya panggung kompetisi, tapi juga wahana pembinaan atlet cabor non-Olimpiade yang tak lagi dipertandingkan di PON reguler mulai 2028," tegasnya.
Baca Juga: SMARAI, Band Bentukan Drummer Letto Debut Single 'Ajari Aku'
Marciano juga menekankan pentingnya peran bela diri dalam prestasi nasional.
"Sekitar 30 persen medali Indonesia berasal dari cabor bela diri. Karena itu, event ini harus dimanfaatkan maksimal untuk menjaring atlet potensial yang bisa membawa nama bangsa di ajang internasional," ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Kudus Samani Intakoris menyampaikan rasa bangga dan haru melihat sambutan luar biasa masyarakat Kudus.
"Saat defile bersama atlet dari Djarum Arena ke Alun-alun, saya melihat langsung antusiasme warga yang menyambut dengan hangat."
Baca Juga: Rapat Internal Prodi DKV ISI Surakarta, Dihadiri Rektor Terpilih Bondet Wrahatnala
"Ini bukti Kudus siap jadi tuan rumah olahraga tingkat nasional yang baik, penuh keramahan, kehangatan dan kenyamanan bagi seluruh peserta," ujarnya.
Defile kontingen atlet dari tiap provinsi menjadi momentum kebersamaan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Di Alun-alun Simpang Tujuh, ratusan penari mempersembahkan Tari Kretek yang merupakan tarian khas Kudus, sebelum pertunjukan bela diri dari berbagai cabor digelar secara terbuka.
Ketua Panitia PON Bela Diri 2025, Ryan Gozali menyatakan, pembukaan ini dirancang bukan sekadar seremoni, tetapi pemantik semangat bagi para atlet.
Baca Juga: Melihat Upaya OJK dan Pemerintah Ringankan Beban UMKM Lewat Hapus Tagih KUR
"Kami ingin bukan hanya memberikan hiburan, tapi juga mendorong semangat para atlet agar tampil maksimal di PON Bela Diri ini," katanya.