“Mereka sudah sangat baik dalam melakukan Aksi Sobat Bumi kemarin, terbukti mereka berhasil menanam total 5600 mangrove, mengumpulkan 3 ton sampah, dan mengolahnya menjadi pupuk maupun kerajinan," kata Agus.
Kali ini lanjut Agus, lebih berkembang lagi aksi pelestarian lingkungan mereka yakni pemasangan inovasi energi terbarukan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat desa sekitarnya sekaligus pemberdayaan masyarakat dan edukasi mengenai energi bersih. Ini akan menjadi kegiatan ikonik beasiswa ini untuk turut menyiapkan SDM berkualitas dalam era transisi energi.
Acara ini dihadiri juga oleh dosen-dosen perwakilan dari 38 mitra perguruan tinggi Beasiswa Pertamina Sobat Bumi.
Nantinya, para penerima beasiswa akan diminta untuk membuat proposal inovasi mengenai EBT dan rencana pemberdayaan serta edukasi masyarakatnya. Dalam pembuatan proposal, mereka akan dibimbing oleh mentor dari perguruan tinggi dan dikurasi oleh pihak Pertamina.
"Sepuluh hingga 15 proposal terbaik akan mendapat pendanaan implementasi dan berkesempatan untuk melakukan kunjungan inovasi DEB satu sama lain. Saya yakin ketika proposal mereka berhasil diimplementasikan, mereka akan menjadi unggul dalam persaingan di dunia kerja,” tambah Agus.
Program unggulan Desa Energi Berdikari dan Beasiswa Sobat Bumi menjadi bentuk komitmen Pertamina dalam mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDG’s) tujuan ke-4, pendidikan berkualitas, tujuan ke-7, energi bersih dan terjangkau, dan tujuan ke-13, penanganan perubahan iklim. Hal ini juga sejalan dengan prinsip Environment, Social & Governance (ESG).
Salah satu penerima Beasiswa Pertamina Sobat Bumi asal Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Vina Syofiyatul Ulfa berbagi pengalamannya mengikuti aktivasi Desa Energi Berdikari di DEB Walahar, Karawang.
"Saat berkunjung ke DEB Walahar, saya dan teman-teman penerima beasiswa melihat bagaimana tempat wisata seluruhnya ditopang oleh energi bersih. Energi sinar matahari atau panel surya digunakan untuk menerangi tempat wisata ini dan sampah enceng gondok diubah menjadi biomassa yang dikonversi menjadi gas untuk keperluan memasak para UMKM. Di sana saya jadi paham bahwa energi bersih yang berasal dari sumber daya lokal bisa untuk membantu perekonomian masyarakat desa,” tutup Ulfa. **
Artikel Terkait
Ikuti Kuliah Tipografi Nusantara, Mahasiswa DKV ISI Surakarta Kunjungi Pasar Barang Antik Triwindu
Moderat Sejak Dini, Santri Diajari Nilai-Nilai Pokok Ajaran Agama, Seperti Dilakukan Ponpes Tahfidz Al Kaukab
Gubernur Khofifah Indar Parawansa Terima Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Ilmu Ekonomi dari Unair
Pusat Seni Budaya Profetik Menggelar Pelatihan Drama dan Teater Angkatan Pertama, Remaja Masjid Ikut Antusias
Meriahkan World Sight Day, Hoya gelar Miyosmart Goes To School di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur
Wamen Agama Gus Saiful Ajak Mahasiswa Universitas Moestopo Beragama Tolak Politisasi Agama