Selanjutnya, Sr. M. Patrice, OSF, selaku Ketua Komisi Pendidikan Kongregasi OSF, memberikan pesan spiritual tentang pentingnya kesetiaan dan pelayanan dalam semangat Santo Fransiskus Asisi.
Baca Juga: Cerita Agam Rinjani Menginap di Tebing Curam, Sosok yang Ikut Evakuasi Juliana Marins dari Jurang
Sebagai penutup, sambutan disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama RI, Drs. Suparman, S.E., M.Si., yang memberikan apresiasi kepada STPKat atas peran strategisnya dalam mencetak pendidik Katolik dan menyampaikan harapan agar para lulusan terus menjadi terang dan garam di tengah dunia pendidikan dan kehidupan Gereja.
STPKat memiliki dua program studi unggulan yang saling melengkapi: Program Sarjana Pendidikan Keagamaan Katolik, yang mempersiapkan lulusan menjadi guru dan katekis profesional, serta Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Agama Katolik, yang merupakan tahap lanjutan untuk sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik.
Secara kelembagaan, STPKat telah meraih akreditasi Baik Sekali dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Program Studi Pendidikan Keagamaan Katolik juga mendapatkan akreditasi Baik Sekali dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), menandakan mutu akademik dan manajemen pendidikan yang terpercaya secara nasional.
STPKat Santo Fransiskus Asisi Semarang merupakan lembaga pendidikan tinggi Katolik yang diselenggarakan oleh Kongregasi Suster OSF Semarang.
Keberadaan sekolah tinggi ini menjadi wujud nyata dari komitmen tarekat religius untuk ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja, khususnya dalam pembinaan tenaga pendidik dan katekis Katolik.
Kampus ini terletak di jantung kawasan Kota Lama Semarang, sebuah kawasan bersejarah dan destinasi wisata budaya di Jawa Tengah, yang turut memberi nuansa khas dan inspiratif bagi para mahasiswa dalam menjalani proses pembelajaran dan pembinaan spiritual.
Baca Juga: Terus Menjadi yang Terdepan, ASUS Kembali Hadirkan Jajaran Laptop AI dengan Performa NPU 45+ TOPS
Mahasiswa STPKat Santo Fransiskus Asisi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Keberagaman asal daerah para mahasiswa memperkaya dinamika kehidupan kampus dan menjadi kekuatan dalam membentuk calon guru agama yang peka terhadap konteks sosial, budaya, dan pastoral lokal di tanah air.
STPKat bukan hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang perjumpaan lintas daerah yang membentuk jejaring pelayanan Gereja yang lebih luas.
Sebagian besar mahasiswa memperoleh dukungan finansial melalui berbagai skema beasiswa KIP Kuliah dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.
Baca Juga: Albatron Putra Cahaya, Siswa SMKI Yogyakarta Jurusan Karawitan yang Asyik Geluti Kerajinan Pecut
Selain itu, tidak sedikit pula yang mendapat bantuan dari paroki dan keuskupan masing-masing.
Artikel Terkait
Jumat Agung, Tradisi dan Maknanya dalam Kalender Liturgi Katolik
Kuasa Gelap Film Horor Pertama Ritual Gereja Katolik Tentang Eksorsisme, Tiga Hari Tayang Ditonton 325.000 Orang
Pelatihan Kursus Kaderisasi Dasar Pemuda Katolik Komisariat Cabang Sleman: Pahlawan Masa Kini
Kemenag Sleman Serahkan Bantuan Kitab Suci untuk Umat Katolik di Gereja St Thomas Paroki Medari
Berapa Gaji Seorang Paus Sebenarnya? Begini Skema ‘Bayaran’ bagi Pemimpin Umat Katolik
Uskup Agung Semarang Mgr Rubiyatmoko Sebut Penyelenggaraan Pendidikan Katolik Sangat Kompleks, Ini Faktanya