Albatron Putra Cahaya, Siswa SMKI Yogyakarta Jurusan Karawitan yang Asyik Geluti Kerajinan Pecut

photo author
- Sabtu, 21 Juni 2025 | 23:18 WIB
Albatron Putra Cahaya (kanan), dan pecut-pecut karyanya. (Istimewa)
Albatron Putra Cahaya (kanan), dan pecut-pecut karyanya. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Bergelut dengan kerajinan pecut bagi remaja bernama Albatron Putra Cahaya (16) menjadi sesuatu hal yang menantang.

Meski kerajinan rakyat tersebut belum begitu tersentuh teknologi dan pasarnya pun masih tradisional namun dirinya tetap konsisten menekuni.

Sejak kelas 1 di tingkat SMP, warga Dusun Dero Kulon RT 05/RW10 Kalurahan Harjobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman mulai tertarik membuat kerajinan rumahan
ini. Keahliannya didapatkan secara otodidak.

Baca Juga: 86 Kepala Daerah Siap Ikuti Retret Gelombang II di IPDN Jatinangor, Wamendagri: Akan Menggunakan Whoosh Menuju Bandung

"Dulu awalnya saya membuat pecut dengan model ikat, sekarang sudah dibuat model rajutan. Saya dapatkan pengetahuan soal pecut melalui sosial media, seperti YouTube, Tiktok dan lain-lain," ujar remaja yang akrab disapa Putra ini.

Seakan sudah menyatu dalam kehidupan sehari-hari, siswa Kelas 1 SMKN 1 Kasihan (SMKI Yogyakarta) jurusan Karawitan kini makin bersemangat mengembangkan kerajinan ini, apalagi bahan-bahannya mudah didapatkan baik di toko-toko terdekat maupun via online.

"Untuk membuat kerajinan pecut kita butuhkan bahan-bahan antara lain kain, bambu, serat nanas, rafia, lakban. Selama ini saya ngak kesulitan mendapatkannya,"ungkapnya.

Baca Juga: Masa Depan Thom Haye Usai Tinggalkan Almere City Jadi Sorotan, Antara Rumor Persija dan Klub Eropa Lain

Untuk mengoptimalkan hasil pekerjaannya, ia membekali diri dengan sejumlah peralatan tukang seperti gergaji ukir, bor, grider atau alat pahat sederhana. Hasil kreasinya dilempar ke pasar seharga Rp100.000 hingga Rp600.000.

"Kalau soal harga, itu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan di pengerjaannya,” sebutnya.

Ihwal pemasaran, saat ini masih mengandalkan penjualan online, pemesan tak hanya dari lingkungan terdekat, namun sudah merambah ke luar kota hingga luar pulau.

Baca Juga: 97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran, Proses Berlanjut di Tengah Eskalasi Konflik

Selain sebagai hasil karya seni, kreasi ini kerap dipakai dalam pertunjukan kuda lumping (jatilan), dipajang dan dekorasi rumah untuk interior hotel serta kafe.

"Penjualan lebih banyak kami lakukan melalui jejaring dan sosmed," sambungnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X