Warisan Karikatur Karya Pramono Bernilai Seni

photo author
- Rabu, 4 Desember 2024 | 21:25 WIB
Karya satir Pramono R. Pramoedjo terhadap lembaga KPK. (Foto: Praba Pangripta)
Karya satir Pramono R. Pramoedjo terhadap lembaga KPK. (Foto: Praba Pangripta)

SENANGSENANG.ID - Karikaturis Indonesia Pramono R. Pramoedjo wafat Sabtu 30 November 2024 pukul 13.00 WIB di Salatiga, Jawa Tengah dalam usia 82 tahun.

Banyak kalangan dari seniman, khususnya para kartunis merasa kehilangan salah satu maestro yang telah memberi andil dalam kancah kartun di Indonesia. Karena sepak terjang, intensitas, dan kompetensinya, ia dijuluki sebagai bapak, guru, dan empu kartun Indonesia.

Kepergiannya mewariskan karya-karya spektakuler yang patut diapresiasi.

Baca Juga: Belum 100 Hari Menjabat Sudah Kejeglong, 4 Fakta Kontroversi Gus Miftah yang Sebut 'Goblok' ke Penjual Es Teh Bakul

Menurut pengamat dan kolektor seni dr. Oei Hung Djien di Magelang, karya Pramono dapat disebut sebuah karya seni, karena mampu memberikan rangsangan atau getaran kepada pemirsa.

Karya Pramono mampu menunjukkan ciri khas tersendiri sebab ditunjang kemampuan teknik tinggi, konsekuen mengritik dengan sentilan humor.

Keistimewaan lainnya karya Pramono berfungsi merekam peristiwa sejarah.
Mejelang akhir hayatnya, Pramono masih produktif dan lebih banyak melukis, bahkan lukisan terakhir belum selesai.

Kartunis Pramono R. Pramoedjo.
Kartunis Pramono R. Pramoedjo. (Istimewa)

“Lukisan terakhir itu menggambarkan orang-orang dalam perahu yang diterpa badai tetap diselamatkan Tuhan,” kata putra sulung almarhum, Prabahayutama Martaniadi.

Pramono sempat menyampaikan pesan kepada Prabahayutama agar rumah di Salatiga dapat menjadi museum kartun dan menampung karya para kartunis Indonesia.

Almarhum juga mengharapkan agar tempat tinggalnya menjadi rumah singgah bagi para seniman yang sedang ada agenda di Salatiga.

Baca Juga: Nah Loe! Operator Selular Diminta Awasi Penyalahgunaan Transfer Pulsa untuk Cegah Judol

“Pramono tabah menanggung sakit dan tetap tekun berkarya sampai akhir hayat. Bahkan ketika kesehatannya menurun dan tidak dapat berbicara, tangannya masih digunakan untuk melukis,” kata adiknya, Permadi sambil menunjuk karya Pramono yang belum selesai.

“Papa itu humoris dan disiplin, kami sebagai anak-anak senantiasa diarahkan mandiri dalam managemen keuangan,” kenang Prabahayutama di rumah duka Perumahan Gria Dukuh Asri, Jalan Sumantri VII no. 5 RT 03 RW 09, Dukuh, Salatiga, Jawa Tengah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X