Rektor ISI Yogyakarta Timbul Raharjo: Tantangan Dunia Seni Butuh Strategi Manajemen Jitu

photo author
- Minggu, 20 Agustus 2023 | 12:31 WIB
Prof Dr Timbul Raharjo bersama ikon kuda karyanya. (Foto: Teguh Priyono)
Prof Dr Timbul Raharjo bersama ikon kuda karyanya. (Foto: Teguh Priyono)

SENANGSENANG.ID - Dunia seni ke depan menghadapi persoalan yang sangat kompetitif dalam persaingan internasional.

Sehingga dibutuhkan strategi jitu untuk dapat bersaing dengan kompetitor jika ingin tetap eksis di kancah percaturan dunia internasional.

Demikian diungkap Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Prof Dr Timbul Raharjo ketika di Museumku Gerabah, Kasongan Bangunjiwo Kasihan Bantul, Sabtu 19 Agustus 2023.

Baca Juga: Demit Lantai 4 Menghantui Penonton Jogja City XXI dan CGV JWalk, Jadwal Bioskop Jogja Minggu 20 Agustus 2023

Lebih lanjut menurut Prof Timbul, untuk menumbuhkan kesadaran berkarya dengan orientasi mampu menembus apresiasi masyarakat dunia di kalangan seniman masih harus membutuhkan dorongan serta dukungan ekstra.

"Jika hanya terpaku pada ceruk dalam negeri eksistensi karya nantinya terbatas hanya berkelindan di seputaran kolektor yang bisa dihitung itu itu saja," ucap Timbul begitu biasa disapa intim.

Untuk menuju ke dalam pemikiran global seperti itu menurut dia memang masih banyak membutuhkan proses dan waktu.

Baca Juga: Wow! Jembatan Kaca Tertinggi di Jogja ada di HeHa Stone Valley, Viewnya Pantai Pok Tunggal Tepus nan Eksotis

Sebab untuk dapat mengubah sikap mental dan idealisme berkarya bukanlah sesuatu yang mudah.

"Ada sebagian berpendapat, ketika harus bersaing dengan dunia internasional pasti akan berorientasi pasar. Sehingga karya bukan lagi sebuah karya seni tetapi produk market," tutur Timbul sambil tersenyum.

Sebetulnya hal itu tidak perlu terlalu dirisaukan jika seorang seniman ketika berkarya dengan kesungguhan menempatkan tanggungjawab profesi berkarya sebagai seniman.

Baca Juga: Honda Pede Rilis Motor Listrik EM1 e Meski Dibilang Kemahalan Dijual Rp40 Jutaan

Ketika karya kemudian diapresiasi hingga memikat pasar internasional itu konsekuensi dari karya yang bermutu.

"Untuk itu visi saya ketika diamahi sebagai rektor menginginkan ISI sebagai institusi internasional yang berakar kepada budaya Nusantara."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X