IIER dan PSPK Sukses Gelar Workshop Kawal Keamanan Anak di Ruang Digital, Upaya Kolektif Wujudkan Ekosistem Pendidikan

photo author
- Rabu, 24 September 2025 | 08:33 WIB
IIER dan PSPK sukses menyelenggarakan serangkaian kegiatan workshop guna mengawal keamanan anak di ruang digital. (Foto: Istimewa)
IIER dan PSPK sukses menyelenggarakan serangkaian kegiatan workshop guna mengawal keamanan anak di ruang digital. (Foto: Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Dalam atmosfer yang penuh antusiasme, Indonesian Institute for Education Reform (IIER) bersama Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk mengawal keamanan anak di ruang digital.

"Rangkaian kegiatan meliputi Reformer Talk #2 dan Reformer Workshop #2, yang menjadi panggung dialog mendalam tentang tantangan dan solusi menciptakan ruang digital yang aman dan kondusif bagi anak-anak Indonesia," demikian dijelaskan IIER dalam keterangan tertulis diterima, Rabu 24 September 2025.

Reformer Talk #2: Di Balik Layar Gawai: Bagaimana Kita Menjaga Anak-anak Kita dari Risiko Dunia Digital?

Baca Juga: Pidato Presiden Pro Palestina di Sidang PBB Diwarnai Drama Mikrofon Mati, dari Erdogan hingga Prabowo

Acara ini diselenggarakan secara daring pada Sabtu 14 Juni 2025, berhasil menarik 477 pendaftar serta para pemangku kepentingan terkait isu keamanan anak di internet (ruang digital).

Talk show menghadirkan pembicara kunci seperti Mediodecci Lustarini, S.K.M., S.H., M.C.MS. (Sekretaris Direktorat Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi) yang menjelaskan tentang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 atau PP TUNAS, yang bertujuan melindungi anak di ruang digital melalui akuntabilitas penyelenggara sistem elektronik.

Pandu Ario Bismo (PSPK) menyoroti tingginya penggunaan internet oleh anak-anak dan dampak negatif kecanduan digital, serta mendorong upaya sistemik dari berbagai pihak untuk menciptakan ruang digital yang aman.

Fathiyya Nur Rahmani menekankan pentingnya menciptakan ruang digital yang aman bagi anak-anak.
Fathiyya Nur Rahmani menekankan pentingnya menciptakan ruang digital yang aman bagi anak-anak. (Foto: Istimewa)

Aretha Ever Ulitua Samosir (Psikolog Anak dan Remaja Bee Genius) menyambut baik PP TUNAS dan menggarisbawahi kerentanan anak yang bisa diperparah oleh gadget.

Sementara itu, Claudya Tio Elleossa (Perwakilan Orang Tua, eks-Guru Pendidikan Kewarganegaraan) menekankan pentingnya menghadirkan alternatif kegiatan positif bagi anak dan prinsip "koneksi sebelum koreksi" dalam mendampingi anak.

Reformer Workshop #2: Di Balik Layar Gawai: Bagaimana Mewujudkan Ekosistem Pendidikan yang Efektif dan Aman?

Baca Juga: Alasan di Balik Reformasi Polri: Muncul Tim Transformasi dan Tantangan Implementasi

Sebagai kelanjutan dari Reformer Talk #2, Reformer Workshop #2 yang diselenggarakan pada Minggu, 3 Agustus 2025 lalu dirancang untuk mengidentifikasi akar masalah, faktor penghambat, faktor pendukung, pemangku kepentingan, serta merumuskan rekomendasi konkret.

Dihadiri oleh 60 peserta dari kalangan praktisi, akademisi, komunitas, dan mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada pengembangan kebijakan pendidikan, diskusi berlangsung dengan energi yang membangkitkan refleksi dan inspirasi. Workshop ini difasilitasi oleh 10 alumni Indonesia Mengajar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X