Disdikpora Jepara Harus Ambil Kebijakan Strategis, Jadikan Seni Ukir Intrakurikuler Seluruh Sekolah

SENANGSENANG - Minat anak- anak atau generasi penerus di Kabupaten Jepara untuk menekuni seni ukir semakin rendah.

Penempatan muatan lokal (mulok) ukir di sejumlah sekolah di Jepara, belum banyak membantu atau menjamin seni ukir dapat terus bertahan.

Kondisi itu cukup memprihatinkan karena seni ukir sudah menjadi ciri khas dan lahan untuk modal pekerjaan sebagian besar masyarakat Jepara.  

Baca Juga: UMKU Gelar Giat Kepaniteraan, Bekali 260 Mahasiswa Sebelum Terjun Praktik Lapangan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara harus mengambil kebijakan strategis, memasukkan seni ukir sebagai bagian pembelajaran wajib pada intrakurikuler sekolah.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Prakarya SMP Kabupaten Jepara, Subagya Eka Santosa mengatakan, saat ini siswa yang berminat pada seni ukir makin terbatas.

Itu tercermin saat digelar kegiatan mengukir bersama dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Selasa lalu.

"Kami berharap, pelajaran seni ukir tidak hanya menjadi pilihan muatan lokal, tetapi harus menjadi pembelajaran wajib bagi seluruh sekolah di Jepara," pintanya, saat dimintai tanggapannya mengenai eksistensi seni ukir di sekolah, Kamis 4 Mei 2023.

Baca Juga: Nah Lo! Hari Ini Presiden Akan Cek Jalan Rusak di Lampung yang Viral di Medsos

Puluhan guru dan siswa jenjang SD dan SMP di Jepara, mengisi peringatan Hardiknas tingkat kabupaten dengan menggelar pentas mengukir bersama.

Kegiatan itu menjadi puncak peringatan Hardiknas di Kabupaten Jepara yang berlangsung di Alun-Alun 1 Jepara, Selasa 2 Mei 2023.

Subagya yang juga salah satu koordinator kegiatan itu mengatakan, hanya terdapat 22 siswa jenjang SD dan SMP yang terlibat dalam kegiatan yang didampingi sembilan guru.

Mereka mengukir kayu berukuran kecil, mulai dari ornamen hiasan dinding hingga ukiran nama orang.

Baca Juga: KPK Tetapkan Pengacara Lukas Enembe Tersangka Perintangan Penyidikan