"Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan prinsip pembelajaran dan asesmen,” lanjutnya.
Murwati Widiani menjelaskan tentang Alat Ukur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Mengawali materi, Murwati menyampaikan kisah Belenggu Gajah, ”Anak gajah yang sekian lama dibelenggu, kemudian suatu saat dilepas agar dapat merdeka atau bebas, kira-kira apa yang dilakukan gajah tersebut? Berlari atau tetap berada di sekitar tempat itu?"
Baca Juga: 'Getun' Film Pendek Produksi Rutan Kelas 2B Bantul yang Berkisah Penyesalan Seorang Napi
Lebih lanjut diutarakan, “Kita perlu meninggalkan beberapa hal terkait pembelajaran, misalnya membuat pembelajaran mengikuti buku dengan mengabaikan kebutuhan peserta didik, interaksi dengan peserta didik hanya memberikan dan menagih tugas, menggunakan hanya satu perspektif."
Misalnya hanya melihat kemampuan kognitif peserta didik, tanpa melihat faktor lain seperti sosial emosi atau spiritual, pembelajaran searah (memberikan pemaparan dalam bentuk ceramah dan instruksi tugas) tanpa adanya pendampingan dan pemberian umpan balik, proses belajar bertujuan tes atau ujian akhir, serta pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari tahun ke tahun dengan soal tes dan ujian yang sama.
Lebih lanjut dikatakan, “Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal keberangkatan para peserta didik.”
Menurut Murwati, alur strategi yang dapat dilakukan untuk menyusun alur tujuan pembelajaran adalah memperhatikan kompetensi serta materi yang hendak dicapai pada CP tersebut, merumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi dan lingkup materinya.
"Juga memastikan kompetensi utama yang termuat dalam CP tercapai, mempertimbangkan beban jam pelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran agar selaras dengan beban JP pada mata pelajaran dan menyusun tujuan pembelajaran secara linear dari awal fase hingga akhir fase."
"Dalam menyusun alur, perhatikan kesesuaian tujuan pembelajaran terhadap kompleksitas dan perkembangan peserta didik,” urai Murwati.
Sri Prihartini Yulia memulai materi Modul Ajar Pendidikan Agama Katolik dengan mengajukan pertanyaan, Apa yang ingin Saudara ketahui tentang Modul Ajar?.
Baca Juga: Hempaskan Persik Kediri dengan skor 0-1, Pelatih Persis Solo Leonardo Medina Mengaku Sangat Puas
Menurut Yulia, “Sementara ini kita lebih sering menggunakan Taksonomi Bloom. Tetapi saat ini ada teori Tighe dan Wiggins yang dapat membantu untuk menyusun CP.”
Terkait dengan Modul Ajar, Yulia menjelaskan, Konsep Modul Ajar meliputi sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik, implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian pembelajaran dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.