SENANGSENANG.ID - Getun (menyesal) menjadi judul sebuah film pendek yang diproduksi rumah tahanan (Rutan) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hangelangut ati getun twuh keduwung
Urip lena mbilaheni
Rubedaning kang tinemu
Mula getun tiba mburi
Dadi korbaning lelakon
Itulah tembang 'Getun' merupakan ungkapan hati seseorang yang sudah terlanjur melakukan perbuatan dan adanya penyesalan.
Itulah arti dari tembang di atas yang menceritakan tentang penyesalan selalu datang diakhir yang menggoreskan hati serta mengorbankan orang-orang yang ada disamping kita.
Penyesalan napi tersebut diangkat Rutan Kelas 2B menjadi menjadi film pendek dengan judul 'Getun' dengan sutradara Jaka Cahyana.
"Film pendek ini berdurasi 5 menit. Kami sengaja membuat film untuk mengikuti lomba film pendak dalam angka Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-59 yang jatuh pada 27 April besok," ujar Jaka Cahyana yang juga Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Bantul kepada wartawan, Kamis 13 April 2023.
Baca Juga: Lebarkan Sayap dengan Konsep Baru, Dagadu Buka Gerai di Pakuwon Mall Jogja
Untuk memproduksi film tersebut tak memakan waktu lama. Dalam waktu singkat sutradara menggenjot tulis naskah cerita lanjut casting pemain dari para petugas rutan, penuangan materi dan lanjut proses shoting dan editing.
Didalam setiap kehidupan tentunya banyak sekali permasalahan yang harus dihadapai setiap orang, tentunya akan mengalami hal yang berbeda beda, suka duka selalu mewarnai dalam kehidupan setiap insan.
Seperti halnya Parjo yang tidak menyangka dengan perbuatannya akan berakibat fatal hingga dia terjerat hukum dan harus menjalani proses persidangan hingga dia harus berada di balik jeruji besi.
Baca Juga: Sejumlah Film Horor Masih Diputar, Ini Jadwal Bioskop di Solo Jumat 14 April 2023
Parjo tidak menyangka jika perbuatan main hakim sendiri tidak dibenarkan, dan Parjo harus menebus segala kesalahannya, atas tindakannya mendekam di penjara.
Stres, hati memberotak, tidak mengetahui kalau perbuatannya mencelakai orang lain dan berujung kematian “Maling” membuat dia terpisah dengan istri dan anaknya.
Artikel Terkait
Jogja Bertanjak, Kolaborasi Budaya Riau dan Yogyakarta Besok Sore Menari di Salasa Wagen Malioboro
Ekspresikan Seni, Yogyakarta Simphony Orchestra Digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta
Kaesang Pangarep Jadi Host Program Variety Show 'Keramas' di NET TV, Mulai 1 April Setiap Sabtu dan Minggu
Lagu Tujuh Detik Saja, Buah Kolaborasi Dwiki Dharmawan dan Kang Erick yang Menyoal Tentang Penyesalan
Mengenang Sastrawan Chairil Anwar, Terbit 27 Buku Antologi Puisi Karya Mahasiswa UMK
Studio Satiaji Sculpture & Artwork Pameran Patung 'Roman Sculpture in Color' di Pendhapa Art Space