Sritex vs Sanken, Dua Pabrik Besar Tanah Air yang Kini Bakal Ditutup Total di Tahun 2025: Begini Alasan di Balik Kebangkrutannya

photo author
- Jumat, 28 Februari 2025 | 23:32 WIB
Logo PT Sri Rejeki Isman, Sritex dan Sanken. (Dok. Sritex - Sanken Indonesia)
Logo PT Sri Rejeki Isman, Sritex dan Sanken. (Dok. Sritex - Sanken Indonesia)

Kebangkrutan Sritex ada dalam putusan PN Semarang atas perkara nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg.

Sritex dinyatakan pailit karena tak mampu melunasi utang dan digugat oleh IBR.

Sritex juga tercatat memiliki utang sebesar Rp101,30 miliar kepada IBR, atau setara 0,38 persen dari total liabilitas perseroan.

Selain Sritex yang tutup total pada 1 Maret 2025, terdapat pula kabar PT Sanken Indonesia yang akan ditutup pada Juni 2025 mendatang.

Baca Juga: Geger Pertamax Oplosan Dijual Pertamina, Presiden Prabowo Janji Tindak Tegas untuk Membela Rakyat

Sanken: Terkendala Pengembangan Produk

Dalam kesempatan berbeda, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan tiga alasan pabrik PT Sanken Indonesia tutup pada Juni 2025 mendatang.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta menyebut alasan pertama penutupan merupakan permintaan langsung dari perusahaan induknya di Jepang, Sanken Electric.

"Berdasarkan keputusan perusahaan induk di Jepang, pada Februari 2024 ini telah diputuskan dan diinformasikan kepada customer dan karyawan bahwa PT Sanken Indonesia akan stop line production pada Juni 2025," kata Setia dalam pernyataan resmi di Jakarta pada 22 Februari 2025.

Baca Juga: Lebih Jauh Tentang Kadipaten Pakualaman sebagai Pengemban Budaya

Terdapat alasan kedua, yakni tidak ada dukungan pemutakhiran desain dan teknologi dari induk perusahaan di Jepang akibat penjualan divisi terkait.

Setia menjelaskan, pada periode 2017–2019, divisi terkait power supply dan transformator di perusahaan induk dijual kepada grup perusahaan lain di Jepang. Namun, kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak ikut berpindah.

"Sehingga berakibat tidak ada lagi dukungan pemutakhiran desain dan teknologi produk terhadap PT Sanken Indonesia dari perusahaan induk di Jepang," terangnya.

Baca Juga: Kisruh Pertamax Oplosan, Dinilai Cederai Hak Konsumen BBM Pertamina hingga Sederet Keluh Kesah Masyarakat

Alasan ketiga, perusahaan tidak mampu bersaing untuk menyesuaikan dengan produk-produk baru. Setia juga menyebut perusahaan terus mengalami kerugian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kredit UMKM Melambat Tajam, BI Prediksi Pulih 2026

Kamis, 20 November 2025 | 10:13 WIB
X