Angka ini naik tipis dibanding kuartal I-2025 sebesar 4,95 persen dan kuartal II-2024 sebesar 4,93 persen.
Baca Juga: Begini Kata KPK Soal Laporan Nikita Mirzani Terkait Dugaan Suap Reza Gladys kepada Aparat
Terkait hal itu, Piter menambahkan, ukuran ekonomi digital Indonesia juga terus berkembang pesat.
Seraya mencontohkan perubahan sederhana seperti hilangnya antrean panjang di kasir supermarket menjadi bukti nyata perubahan gaya hidup masyarakat.
"Dulu kita belanja di supermarket antre bayarnya, sekarang enggak ada lagi antre. Orang belanja seala kadarnya karena sebagian sudah bisa secara online," jelasnya.
Baca Juga: Ini Rahasia Ban Mobil Awet dan Aman, Cukup Kenali Jenis serta Kode Kecepatannya
Perubahan ini menurut Piter bukanlah tanda buruk, melainkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Perpindahan perilaku belanja ke ranah daring membuka potensi baru yang sebelumnya tidak terlihat.
Meski demikian, Piter mengingatkan agar pelaku usaha ritel fisik tetap beradaptasi.
Baca Juga: Respon Menohok Hanung Bramantyo soal Penayangan Film Merah Putih: One For All di Bioskop
Kehadiran mall dan pusat perbelanjaan fisik masih penting, tetapi perlu menawarkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan secara online.
Fenomena Rojali dan Rohana, kata Piter, hanyalah bagian kecil dari dinamika perilaku konsumen.
Tantangan sebenarnya adalah bagaimana mengimbangi pertumbuhan e-commerce dengan inovasi di sektor ritel konvensional.
Baca Juga: KPAI Tegaskan Pemerintah Bisa Putus Akses Gim Online yang Bahayakan Anak: Roblox, Lampu Merah!
“Banyak gaya hidup yang sudah berubah, dan ini sebetulnya potensi ekonomi yang luar biasa," tukasnya.**
Artikel Terkait
Ramai Soal Aturan Batasan Diskon Ongkir, Begini Tanggapan Pos Indonesia
Marketplace Mider Diluncurkan: Platform Digital Lokal untuk Revitalisasi Pasar Kliwon Kudus
Soloraya Great Sale 2025 Mulai Digelar Besok, Targetkan Perputaran Ekonomi Rp10 Triliun
Tarif Ojol Naik hingga 15 Persen, Kemenhub Pastikan Aplikator Setuju dan Kajian Sudah Final
Efisiensi Besar-besaran Microsoft, 9.000 Karyawan Terkena PHK demi Dorong Investasi AI
Sebut Telkomsel Kejam karena Hanguskan Sisa Kuota, DPR Ngadu ke Menteri BUMN hingga Pertanyakan Soal Laba