BI Berikan Insentif Bank Penyalur Kredit di Sektor Prioritas Termasuk Hilirisasi dan UMKM, Segini Besarannya

photo author
- Senin, 30 Januari 2023 | 23:46 WIB
Ilustrasi BI berikan insentif bank penyalur kredit di sektor prioritas termasuk hilirisasi dan UMKM. (Foto: emitennews.com)
Ilustrasi BI berikan insentif bank penyalur kredit di sektor prioritas termasuk hilirisasi dan UMKM. (Foto: emitennews.com)

SENANGSENANG.ID - Bank-bank yang menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor prioritas termasuk hilirisasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan mendapatkan insentif dari Bank Indonesia.

Insentif juga diberikan untuk bank yang memenuhi target Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dalam bentuk pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) rupiah rata-rata maksimal sebesar 2 persen.

Insentif tersebut berupa insentif atas pemberian kredit atau pembiayaan kepada 46 sektor prioritas paling besar sebesar 1,5 persen, dan insentif pencapaian RPIM paling besar sebesar 0,5 persen.

Baca Juga: Tahan Lelah dan Hujan, Belasan Difabel Klaten Motoran ke Semarang Temui Ganjar demi Sampaikan Uneg-Uneg Ini

Upaya tersebut dilakukan guna meningkatkan peran perbankan dalam pembiayaan inklusif pada sektor prioritas dan pemulihan ekonomi nasional.

"Sektor prioritas termasuk hilirisasi di situ tentunya akan mendapatkan banyak dimensi insentif yang kita lakukan dari kebijakan moneter maupun makroprudensial, intinya intermediasi," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo, dalam Seminar Nasional Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju di Jakarta, Senin 30 Januari 2023.

Menurut Dody, hilirisasi perlu difokuskan pada sejumlah komoditas logam utama seperti nikel, tembaga, timah dan bauksit, serta didukung oleh kebijakan utama, insentif fiskal nonfiskal, regulasi terkait investasi, dan berbagai bentuk dukungan lainnya.

Baca Juga: Pentas Tari di Jalanan Jadi Peluang Lestarikan Seni agar Tak Tergerus Jaman, Unggah di Medsos Viral deh

Perluasan hilirisasi juga perlu dilakukan ke komoditas mineral nonlogam.

"Kita tentunya akan mengajak bersama dengan pemerintah, Kementerian Keuangan, apakah kebijakan fiskal dan nonfiskalnya, apa kemudian kebijakan investasi yang bisa didukung dari sektor riil dari sisi Kementerian Keuangan," tuturnya dikutip dari infopublik.id.

Industri logam dasar merupakan satu dari 46 sektor prioritas yang masuk kategori berdaya tahan dengan mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah serta multiplier effect bagi perekonomian.

Sebelum ekspor nikel melalui hilirisasi berjalan, pada 2017-2018 nilai ekspor bijih nikel hanya mencapai 3 miliar dolar AS atau Rp46,5 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS).

Ketika hilirisasi berjalan, nilai ekspor nikel pada 2021 mencapai 20,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp323 triliun.

Pendapatan Indonesia diperkirakan meningkat dari nilai ekspor nikel yang sudah dihilirisasi sebesar 27 miliar-30 miliar dolar AS atau Rp418 triliun-Rp465 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kredit UMKM Melambat Tajam, BI Prediksi Pulih 2026

Kamis, 20 November 2025 | 10:13 WIB
X