SENANGSENANG.ID - Catus Pata dalam masyarakat Bali adalah konsep tradisional tentang perempatan jalan yang digunakan sebagai pusat pertumbuhan sebuah wilayah.
Konsep ini merupakan upaya masyarakat dalam penataan tata ruang yang menampung atau menjadi simpul-simpul energi alam dengan wilayah sekitar seperti fasilitas publik, pemukiman, pusat kegiatan sosial kemasyarakatan, dan pusat perdagangan atau pasar.
Catus Pata dalam masyarakat Bali, Peh Cun dalam tradisi masyarakat Tionghoa atau Ruwat Bumi dalam tradisi masyarakat di berbagai penjuru Nusantara merupakan tradisi yang kaya akan nilai-nilai lokal yang menjadi penting untuk menjaga keselarasan hidup bersama baik dalam hubungan antar sesama manusia maupun hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Baca Juga: Turnamen Kang Sandung Cup, Euforia Persiku dan Upaya Menjaring Talenta Pemain Sepak Bola Usia Dini
Sementara, perempatan Pasar Rejowinangun merupakan salah satu perempatan yang mengandung energi alam arah mata angin yang membuatnya selalu menjadi pusat keramaian di Kota Magelang.
Perempatan Pasar Rejowinangun dengan sudut konsep Catus Pata, menjadi inspirasi bagi semua tentang bagaimana kearifan manusia dalam membangun tata ruang wilayahnya.
Adalah I Made Arya Dwita, seorang pelukis yang juga sering dipanggil dengan nama Dedok akan mempersembahkan sebuah Aksi Seni Kejadian untuk masyarakat Magelang dan sekitarnya.
Aksi Seni Kejadian ini akan diselenggarakan di Perempatan Pasar Rejowinangun Kota Magelang, pada hari Senin 10 Juni 2024, pukul 09.09 WIB.
Untuk diketahui 10 Juni 2024 juga bertepatan dengan hari tradisi masyarakat Tionghoa yang dinamakan Peh Cun.
Sebuah tradisi penghormatan pada leluhur yang biasa dilaksanakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan China.
Baca Juga: 7 Speaker Bluetooth Terbaik di Bawah Rp500 Ribu, Audionya Jernih Super Ngebass Menggelegar
Aksi Seni Kejadian Catus Pata ini akan diisi aksi seni atau happening art, melukis on the spot, kidung puisi dan pelibatan partisipasi publik dalam sebuah kegiatan seni budaya.
"Aksi Seni Kejadian ini bisa jadi sebuah bentuk kegelisahan saya untuk terus menjalankan laku kesenian, semoga masyarakat terhibur dan makin mencintai kesenian," ujar Dedok dalam rilis diterima Senangsenang.id, Minggu 9 Juni 2024.**
Artikel Terkait
Festival Video Mapping dan Seni Cahaya Sumonar 2023 Digelar di Museum Affandi, Diikuti 22 Seniman dari Empat Negara
RAM Museum, Ini Museum Berbasis Video Game Minecraft Wadahi Karya Seni yang Pernah Disensor Penguasa
202 Karya Seni Rupa dari 72 Seniman Disabilitas Dipamerkan di Suluh Sumurup Art Festival 2024, Digelar di TBY sampai Tanggal Ini
Dunadi Siapkan Museum Patung di Atas Tanah 6.000 Meter Persegi, Mengaku Prihatin Minimnya Peminat Seni Patung
Pameran Seni Rupa 'Reflection of a Vision' Jadi Magnet Vherkudara Makin Dicintai Anak Muda
Parade Seni Budaya Lintas Suku dan Etnis Digelar Meriah, Ribuan Masyarakat Tumplek Blek di Malioboro