SENANGSENANG.ID - Maestro patung Dolorosa Sinaga yang telah berkarya lebih dari empat dekade, akan berkolaborasi dengan Budi Santoso, pematung dari Yogyakarta yang merupakan anak didik dan kolega berkaryanya selama kurang lebih 24 tahun, dalam sebuah pameran seni rupa bertajuk “Patung dan Aktivisme: Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso”.
Perhelatan ini merupakan hasil kerja bersama dalam bentuk pameran patung yang akan menjadi wadah percakapan ekspresi patung lintas generasi.
Setelah pada bulan Juli dan Agustus dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia, kini dipamerkan kembali di Jogja National Museum (JNM).
Baca Juga: Armada Ramah Disabilitas dan Keamanan Jadi Prioritas di Peparnas XVII Solo 2024
Pameran Seni Rupa 'Patung dan Aktivisme' yang diapresiasi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid ini akan dibuka pada Senin 7 Oktober 2024 pukul 16.00 WIB di JNM.
“Pameran Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso yang digelar di Galeri Nasional Indonesia dan Jogja National Museum ini adalah buah dari kerja bersama dalam rentang waktu panjang."
"Pameran ini tidak hanya menyajikan karya dari dua pematung, namun juga dialog antara guru dan murid sekaligus sahabat, yang sama-sama sudah menjelajahi perjalanan sejarah serta melalui berbagai peristiwa di negeri ini,” kata Hilmar.
Ia juga berharap pameran ini menjadi pembuka ruang dialog dan refleksi bagi publik yang mengapresiasi karyakarya mereka.
Dikuratori oleh Alexander Supartono, karya-karya Dolorosa dan Budi yang dipamerkan kali ini masih akan mengusung pesan yang selama ini mereka suarakan, seperti isu hak asasi manusia, pembelaan dan solidaritas pada kaum perempuan, keragaman budaya, perdamaian, dan lingkungan.
Konsistensi pesan ini tidak terlepaskan dari latar belakang mereka sebagai aktivis hak asasi manusia dan keterlibatan mereka dalam beberapa gerakan sosial.
Baca Juga: Sistem Keamanan Dibobol, NASA Malah Beri Penghargaan kepada Sang Peretas
“Karya-karya mereka mempertaruhkan hal yang sama: nilai-nilai kemanusian; keberadaban yang mereka hayati; serta keyakinan akan peran seni dan pekerja seni dalam perubahan sosial,” tulis Alexander dalam catatan kuratorialnya.
Pameran ini akan menggunakan eksplorasi dan eksperimen mereka sebagai kendaraan untuk menunjukkan prinsip dan nilai fundamental yang ingin mereka sampaikan dalam karya-karya mereka, sekaligus sebagai lensa untuk memeriksa bagaimana mereka merefleksikan patung sebagai medium dan materi tiga dimensi.
“Mengalami Patung” akan menjadi prinsip kerja dalam pameran ini.
Artikel Terkait
Seniman Patung Dunadi Bikin Heboh, Hadirkan Sosok Gus Dur di Atas Kursi Roda dalam Rindu Rajaku
Langsung Viral! Patung Monumental Dunia Karya Kaws 'Rebahan' di Candi Prambanan Curi Perhatian Wisatawan
Mulai Senin 16 Oktober 2023 Puluhan Patung Elokkan Malioboro, Ruwat Gatra Rasa: Redefining Form and Space
Patung Gerilya Jenderal Soedirman Karya Yusman Dipamerkan di Bandara YIA Selama Tiga Bulan
Dunadi Siapkan Museum Patung di Atas Tanah 6.000 Meter Persegi, Mengaku Prihatin Minimnya Peminat Seni Patung
Pematung Enam Presiden, Yusman Terima Gelar Maestro Seni Patung dari ISI Padang