Dalam acara tersebut, Hamzah memerankan sosok perempuan Jawa paruh baya lengkap dengan busana tradisional—berkebaya, memakai jarik, dan berkonde.
Hamzah memerankan sebagai penjual warung kelontong dan warung makan yang terletak di pengkolan.
Karakter Raminten dikenal humoris, gemar menari dan menyanyi tembang Jawa, serta tampil dengan sanggul besar dan kacamata bulat.
Sosok inilah yang mencuri perhatian masyarakat dan kemudian menjadi inspirasi utama dalam membangun brand kuliner yang kini begitu melegenda.
Baca Juga: Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 9 Kandidat yang Menjadi Calon Kuat Menurut Meta AI
Raminten sendiri memilik makna 'Ora Sepinten' yang diartikan dalam Bahasa Indonesia 'tidak seberapa' maksudnya sederhana.
Dari Layar Kaca ke Dunia Kuliner
Perjalanan karirnya di dunia seni peran membuat nama Raminten semaki melekat dan dikenal.
Baca Juga: Bukan di Vatikan, Ini Lokasi Paus Fransiskus Dimakamkan dan Jadwal Pemakamannya
Pada akhirnya Hamzah memutuskan untuk menjadikan nama Raminten sebagai branding di bidang usaha lainnya.
Ia lantas mendirikan The House of Raminten di Jalan Faridan M Noto No 7, Kotabaru Yogyakarta.
Restoran ini tidak hanya sekadar tempat makan, tetapi juga menjadi ruang budaya yang menghadirkan atmosfer khas Jawa.
Bangunannya menyerupai rumah tradisional dengan interior dari kayu, aroma dupa yang menenangkan, serta alunan musik gamelan yang mengalun lembut di seluruh ruangan.
Artikel Terkait
Pelukis 'Berburu Celeng' Djoko Pekik Meninggal Dunia
Dunia Sastra Berduka, Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia Pagi Tadi
Mat Solar 'Bajaj Bajuri' Meninggal usai Berjuang Sembuh dari Stroke Sejak 8 Tahun Lalu
Penyanyi Legendaris Tanah Air Titiek Puspa Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun
Gitaris Seringai Ricky Siahaan Meninggal Dunia Secara Mendadak Selesai Tutup Konser di Tokyo
House of Raminten Jogja Berduka, Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia di Usia 75 Tahun