Rantara Art Exhibition 2025 Hadirkan Live Painting Inklusif di Kawasan Nol Kilometer Jogja

photo author
- Senin, 14 Juli 2025 | 12:36 WIB
Live Painting Rantara Art Exhibition 2025 digelar Sabtu, 5 Juli 2025 di kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. (Istimewa)
Live Painting Rantara Art Exhibition 2025 digelar Sabtu, 5 Juli 2025 di kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. (Istimewa)

Baca Juga: All Stars Bandung Raih Mahkota Juara Piala Pertiwi 2025: Panggung Menuju Timnas Putri U-16 dan Piala AFF di Solo

"Meski sempat gerimis, kebersamaan ini adalah kekuatan. Harapannya, pameran seperti ini bisa terus dilakukan di waktu dan tempat lain,” katanya.

Live painting di area terbuka, di tempat strategis dan historis Jogja Gallery, Alun-Alun Utara, hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta dipilih karena posisinya yang simbolik sebagai ruang pertemuan publik, serta kedekatannya dengan denyut budaya kota.

Pameran ini membawa pesan kuat bahwa inklusivitas dalam seni bukanlah wacana, melainkan praktik nyata.

Baca Juga: Bukan Lagi Kemenag, Begini Kata Istana soal BP Haji Bakal Ambil Alih Penyelenggaraan Haji 2026

Potensi seniman difabel tidak bisa terus disimpan dalam ruang simbolik. Mereka membutuhkan akses, eksposur, dan peluang yang setara untuk berdaya dan diakui secara profesional.

Dengan pendekatan kurasi berbasis klaster yang mempertimbangkan ragam disabilitas dan teknik artistik Rantara menghadirkan kompleksitas visual dari berbagai perspektif.

Hal ini sekaligus menegaskan bahwa setiap individu memiliki bahasa visual yang pantas diapresiasi secara adil.

Baca Juga: All Stars Bandung Raih Mahkota Juara Piala Pertiwi 2025: Panggung Menuju Timnas Putri U-16 dan Piala AFF di Solo

Rantara Art Exhibition bukan sekadar pameran lukisan, tetapi bagian dari sistem yang tengah dibangun pendampingan, pelatihan, kurasi, dan jejaring profesional bagi seniman difabel.

Tujuannya adalah agar karya mereka bisa hadir di ruang seni nasional dan global secara berkelanjutan.

Live painting ini awal dari gerakan yang lebih besar: menciptakan ekosistem seni rupa yang benar-benar terbuka, suportif, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Negosiasi Masih Berlangsung, Menko Airlangga Sebut Tarif Trump 32 Persen untuk Indonesia Ditunda

Ruang di mana seniman difabel tidak hanya tampil, tetapi juga tumbuh, diakui, dan dihargai sebagai pelaku seni yang utuh dan profesional.

Dalam proses penyelenggaraannya, pameran ini juga merupakan hasil kolaborasi kolektif yang turut melibatkan delapan mahasiswa aktif program MBKM Mandiri FSRD ISI Surakarta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X