Rantara Art Exhibition 2025 Hadirkan Live Painting Inklusif di Kawasan Nol Kilometer Jogja

photo author
- Senin, 14 Juli 2025 | 12:36 WIB
Live Painting Rantara Art Exhibition 2025 digelar Sabtu, 5 Juli 2025 di kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. (Istimewa)
Live Painting Rantara Art Exhibition 2025 digelar Sabtu, 5 Juli 2025 di kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. (Istimewa)

SENANGSENANG.ID - Suasana artistik yang inklusif dan penuh semangat terasa nyata di sepanjang kawasan Jogja Gallery hingga Titik Nol Kilometer dan Alun-Alun Utara Yogyakarta, Sabtu 5 Juli 2025 lalu.

Dimana Live Painting Rantara Art Exhibition 2025 digelar, sebagai bagian dari program MBKM Mandiri FSRD ISI Surakarta tahun 2025 yang mempertemukan seniman profesional dengan pelukis difabel dari SLB se-DIY dalam sebuah kolaborasi seni yang menyentuh dan inspiratif.

Live painting ini menjadi bagian dari rangkaian Rantara Art Exhibition 2025, sebuah pameran seni inklusif yang menghadirkan karya-karya seniman difabel dan seniman profesional dari Yogyakarta, Jakarta, Pacitan dan Jogja Gallery.

Baca Juga: Menteri Wihaji Ajak para Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, ASN Diizinkan Berangkat Siang ke Kantor

Kegiatan ini tidak sekedar menampilkan proses berkarya secara langsung di ruang publik, tetapi juga membangun ruang pertemuan kreatif yang menghubungkan lintas latar belakang, memperkuat kepercayaan diri, serta mendorong kesetaraan dalam seni rupa.

Live painting diikuti oleh seniman-seniman difabel, pelajar SLB, serta beberapa seniman profesional yang hadir sebagai mentor dan kolaborator.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Yayasan Hanenda, Royal House, MBKM ISI Surakarta, Kraton Yogyakarta, serta dinas-dinas terkait yang turut memperkuat struktur pendampingan.

Baca Juga: Jogja Fashion Trend 2025, Desainer Phillip Kembalikan Busana Anak pada Marwahnya

Kurator sekaligus dosen pembimbing, Yulianto, menyampaikan apresiasi kepada semua peserta.

“Live painting ini luar biasa. Antusiasmenya tinggi, meski sempat hujan, semua tetap berteduh dan melanjutkan karya dengan semangat. Aura positif dan keyakinan itu sangat terasa. Ini bukan sekadar acara satu kali, semoga jadi langkah panjang ke depan,” ungkapnya.

Sementara itu, Firdaus Hanenda, menyampaikan bahwa melukis adalah sarana ekspresi emosional yang kuat bagi siapa saja, terutama seniman difabel.

Baca Juga: All Stars Bandung Raih Mahkota Juara Piala Pertiwi 2025: Panggung Menuju Timnas Putri U-16 dan Piala AFF di Solo

“Melukis bisa menjadi terapi yang sangat berarti. Anak-anak difabel memiliki cara unik dalam menyalurkan emosi mereka," katanya.

"Seni rupa menjadi ruang penting untuk mengekspresikan dan menyeimbangkan perasaan mereka,” imbuh Firdaus Hanenda.

Seniman sekaligus peserta, Ismanto W, mengaku senang bisa live painting bersama di tempat publik seperti ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X