Perupa Agus Wicak dan Zakimuh Pameran di PAS, Angkat Burung dan Parodi Kritik Sosial

photo author
- Selasa, 29 Juli 2025 | 14:55 WIB
Agus Wicak dan karyanya yang dipamerkan di PAS. (Istimewa)
Agus Wicak dan karyanya yang dipamerkan di PAS. (Istimewa)

Baca Juga: Mulai 1 Agustus 2025: RSUD Kudus Buka Poliklinik Sore, Solusi Layanan Kesehatan di Tengah Kesibukan Warga

Kemudian Zakimuh, perupa kelahiran Malang, 17 Desember 1975 yang saat ini menetap di Trenggalek, menghadirkan puluhan lukisan pendekatan yang lebih satiris.

Karya-karya lukisan menampilkan parodi sosial yang menyentil, menggelitik, dan kadang menyakitkan.

“Melalui figur-figur manusia yang berlebihan, Zakimuh membuka ruang tafsir kritis atas kesalahan pola hidup manusia modern konsumsi berlebihan, ketergantungan pada teknologi, dan keterputusan dari alam. humor yang menyindir,” papar Heri Kris.

Baca Juga: Polisi Temukan Tanda Kekerasan pada Mayat Perempuan dalam Drum di Kali Cisadane

Gunadi Karjono mengungkapkan, melihat puluhan lukisan yang dipajang dalam pameran tunggal hasil karya dua perupa Agus Wicak dan Zakimuh masing-masing mempunyai gaya dan ciri khas yang mempunyai daya tarik layak diapresiasi.

“Saya mengapresiasi dua perupa Agus Wicak dan Zakimuh perupa dari Magetan dan Malang Jawa Timur melakukan pameran tunggal di Yogyakarta, memajang karya-karya lukisan layak diapresiasi,” ujar Gunadi Karjono.

Zakimuh menjelaskan, puluhan karya lukisan yang dipajang mengungkapkan keprihatinan mengenai oleh kerusakan alam, sikap manusia modern yang abai terhadap alam dan lingkungan yang dieskpresikan dalam karya lukisan yang sarat kritik sosial yang satir.

Baca Juga: Intip Spek Mumpuni Huawei MatePad Pro 12.2 yang Dibanderol Rp12 Jutaan

“Semoga puluhan karya lukisan yang dipajang yang menyampaikan pesan keprihatian kerusakan alam dan lingkungan ini, diapresi bisa menginspirasi,” harap Zakimuh.

Agus Wicak menyebutkan, alasan menggambar mengenai soal burung karena dilandasi suka binatang yang divisualkan menjadi karya lukisan.

Pameran tunggal yang kali kedua ini, memajang sebanyak 30 lukisan yang dipersiapkan sekitar 6 bulan.

Baca Juga: Polemik Fatwa Haram Sound Horeg, MUI Pusat Soroti Dampak Kesehatan hingga Perekonomian

Pameran tunggal pertama di Magetan tahun 2017, dan kini pameran tunggal kedua di Yogyakarta.

“Saya pameran bersama di Yogya gelaran Maget Art di PAS dua kali, dan kini ketiga pameran tunggal di Yogyakarta memajang 30 lukisan berbagai ukuran. Saya senang dapat terealisir pameran tunggal di Yogyakarta, karena kadang dan barometer dalam dunia seni rupa,” aku Agus Wicak.**

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agoes Jumianto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X